oleh

Maskapai dari Hong Kong Pecat 3 Pramugari Karena ‘Mengejek’ Penumpang yang Tidak Bisa Bahasa Inggris

image_pdfimage_print

Kabar6-Maskapai penerbangan asal Hong Kong, Cathay Pacific Airways, memecat tiga pramugari mereka setelah klip audio awak kabin yang tampaknya mengejek penumpang menjadi viral.

Ketiga pramugari itu dilaporkan mendiskriminasi penumpang yang tidak bisa berbahasa Inggris. Melansir channelnewsasia, operator Hong Kong meluncurkan penyelidikan internal dan meminta maaf karena menyebabkan ‘kekhawatiran luas’, sementara media pemerintah Tiongkok mengklaim maskapai itu ‘meremehkan orang Tiongkok daratan’.

Seorang penumpang yang bepergian dari Chengdu ke Hong Kong mengatakan, awak kabin mengejek penumpang yang secara keliru meminta karpet, bukan selimut. ** Baca juga: Menyamar, Polisi AS Tak Sengaja Jual 27 Kg Sabu ke Pengedar

Dalam klip audio, seorang pramugari terdengar tertawa ketika dia memberi tahu rekan-rekannya. “Jika Anda tidak bisa mengatakan selimut dalam bahasa Inggris, Anda tidak bisa memilikinya. Karpet ada di lantai,” terang penumpang itu.

Keruan saja insiden tersebut menuai banyak kritik di media sosial Tiongkok, dengan beberapa pengguna menyerukan boikot terhadap Cathay Pacific. Kepala eksekutif Hong Kong, John Lee, juga mengungkapkan insiden itu telah melukai perasaan rekan senegaranya di Hong Kong dan daratan.

CEO maskapai, Ronald Lam, meminta maaf atas insiden tersebut dan mengatakan dia secara pribadi akan memimpin satuan tugas untuk melakukan peninjauan terhadap kode etik perusahaan.

Cathay Pacific telah mencoba untuk kembali mendapatkan keuntungan karena wilayah tersebut menghapus batasan pandemi terakhir yang tersisa.

Maskapai andalan itu terpukul keras oleh aturan karantina yang ketat dan penutupan perbatasan, yang menyebabkan pemutusan hubungan kerja besar-besaran pada 2020 di puncak pandemi.

Greg Waldron yang meliput industri kedirgantaraan di situs berita penerbangan online FlightGlobal, mengatakan bahwa Tiongkok tidak dapat mengasingkan Tiongkok.

“Cathay sangat bergantung pada Tiongkok, yang merupakan pasar utama bagi perusahaan untuk perjalanan masuk ke Hong Kong, serta lalu lintas transit ke jaringan Cathay yang lebih luas,” terang Waldron.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email