oleh

Masih Jadi Misteri, ‘Populasi Hantu’ Suku Afrika Kuno

image_pdfimage_print

Kabar6-Penelitian mengenai DNA yang dimiliki oleh suku kuno dari Afrika Tengah menghasilkan sebuah kesimpulan yang mengejutkan. Ilmuwan menemukan asal DNA yang masih misterius, sehingga dijuluki sebagai ‘ghost population’ atau populasi hantu.

Selama Zaman Batu, di tempat yang sekarang merupakan Kamerun sebelah barat, empat anak yang meninggal dunia dikuburkan di bawah sebuah batu. Ribuan tahun kemudian, melansir livescience, sebuah analisis DNA purba yang ditemukan pada tulang mereka telah mengungkapkan rahasia tentang orang-orang yang hidup di sana ribuan tahun lalu.

Penemuan paling mengejutkan adalah, anak-anak tersebut tidak terkait dengan orang-orang yang kini menganut budaya dan bahasa Bantu di era Afrika modern. Sebaliknya, anak-anak suku kuno itu secara genetik lebih dekat dengan kelompok pemburu-pengumpul Afrika Tengah saat ini.

Menurut prediksi ilmuwan, seharusnya anak-anak yang dianggap sebagai nenek moyang suku Afrika Tengah secara genetik terikat dengan orang-orang yang kini menganut rumpun bahasa Bantu, yaitu bahasa yang digunakan oleh sebagian suku Afrika Tengah dan Afrika Timur.

Ilmuwan berspekulasi, ada kemungkinan dari percampuran genetik populasi hantu. Namun bukan sesuatu yang mistis, populasi hantu yang dimaksud adalah sebuah populasi suku kuno di mana orang-orang itu belum pernah tercatat pada penelitian ilmuwan.

Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Nature pada 22 Januari 2020 lalu. Ilmuwan dari Harvard Medical School berfokus meneliti empat anak yang hidup pada masa peralihan Zaman Batu ke Zaman Logam.

Beberapa fosil tulang yang diteliti termasuk milik dua orang bocah laki-laki berusia empat tahun dan 15 tahun yang diyakini telah dikubur sekira 8.000 tahun lalu. Para peneliti juga menganalis seorang anak perempuan berusia empat tahun dan seorang bocah lelaki berusia delapan tahun yang dikuburkan kira-kira 3.000 tahun lalu.

Meskipun mereka hidup terpisah selama ribuan tahun, anak-anak tersebut sebenarnya merupakan sepupu jauh. Sepertiga dari DNA mereka berasal dari leluhur yang lebih dekat hubungannya dengan pemburu dan pengumpul di Afrika Tengah.

“Dua pertiga dari DNA lainnya yang kami temukan berasal dari sumber kuno di Afrika Barat, termasuk populasi hantu yang telah lama hilang dan belum kita ketahui sebelumnya,” ungkap David Reich, ilmuwan sekaligus ahli genetika populasi di Universitas Harvard.

Penelitian ini menegaskan, individu Shum Laka yang dikenal oleh ilmuwan bukanlah nenek moyang orang-orang yang berbahasa Bantu, setidaknya menurut DNA keempat anak ini. ** Baca juga: Robot Bebek Bernama Aigamo Bantu Petani di Jepang Bersihkan Sawah dari Gulma

Kini ilmuwan masih berusaha mencari populasi hantu yang berperan dalam menyumbang dua pertiga DNA dari anak-anak suku kuno itu, sehingga mereka dapat menemukan sebuah suku kuno misterius yang pernah hidup di Afrika ribuan tahun lalu.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email