oleh

Marak Kasus Penculikan, Peneliti : Sinyal Negara Gagal Melindungi Rakyat

image_pdfimage_print

Kabar6-Mencuatnya kasus penculikan anak untuk diperjual belikan menjadi catatan penting di awal tahun 2023. Berulangnya kasus penculikan anak menjadi bukti gagalnya negara melindungi rakyat. Sekaligus potret lemahnya sendi kehidupan masyarakat.

“Tugas utama negara adalah memberikan rasa aman bagi rakyatnya. Itu hakekat dasar bagi siapa saja hidup dalam tatanan bernegara,” tegas peneliti kebijakan publik IDP-LP, Riko Noviantoro, dalam keterangan kepada kabar6, Jumat (27/1/2023).

**Baca Juga: Penculikan Anak di Kota Cilegon Viral di Medsos

Memberikan rasa aman, kata Riko, diwujudkan negara dari segala bentuk ancaman dan ketakutan. Sudah pasti adanya kasus penculikan menimbulkan rasa terancam dan ketakutan pada diri warga negara.

Berpijak pada anasir itu, sambung Riko, menjadi cukup menyebutkan gagalnya negara memberikan perlindungan. Apalagi kasus penculikan anak berulang beberapa kali. Meskipun pelakunya ada yang sudah tertangkap, tidak berarti selesai.

“Memang melaksanakan pengamanan bukan semata negara. Hanya saja negara punya infrastruktur politik, hukum dan keamanan yang lengkap untuk menjalankan tugas tersebut,” katanya.

Hal demikian menjadi cukup beralasan memberikan penilaian gagalnya tugas negara melindungi. Karena sudah diberian infrastruktur keamanan dan politik untuk melindungi, tetapi tidak mampu melaksanakan.

Pada sisi lain, Riko mendorong peran ketua RT dan ketua RW untuk mampu meningkatkan ikatan sosial lingkungannya. Melalui ikatan sosial yang kuat secara preventif mampu cegah berbagai upaya kejahatan di lingkungan terdekat.

Sebelumnya, Adde Rosi Khoerunnisa, Anggota Komisi III DPR RI, sangat menyesalkan, merasa miris dan sangat mengkhawatirkan kejadian tersebut. Ia juga berharap agar orang tua dimanapun dapat mengajarkan kepada anaknya agar sedari dini dapat memberikan pengetahuan dan menjelaskan kepada anak utuk dapat menjaga dan mengendalikan bagian dari tubuhnya sendiri.

Karena dengan mengendalikan bagian dari tubuhnya sendiri merupakan bagian dari menjaga kehormatan dan martabat diri sendiri serta keluarga.

Adde Rosi juga mengingatkan kepada para orang tua, agar dengan kejadian tersebut, dapat memberikan pengawasan yang ekstra kepada anak-anak dalam menggunakan gadget/hp guna menghindari tayangan yang dapat merusak pikiran anak-anak sejak dini. Mengalihkan dan memberikan konten gadget yang edukatif sesuai usianya.

“Demikian pula, perlunya orang tua meningkatkan Pendidikan keagamaan, moral dan budi pekerti, yang tidak hanya pengetahuannya saja tetapi praktik-praktiknya yag dapat menjaga diri harkat dan martabat kemanusian baik diri sendiri maupun keluarganya,” ujar Ketua P2TP2A Banten ini dalam keterangan tertulisnya, Kamis (26/1/2023). (Oke)

 

Print Friendly, PDF & Email