oleh

Malas dan Indisipliner, 2 TKS Dinsosnakertans Tangsel Dipecat

image_pdfimage_print

Kabar6.com-Ini menjadi peringatan bagi para pegawai di pemerintahan Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Setelah terdengar lama banyak pegawai Tenaga Kerja Sukarela (TKS) atau honorer titipan, kini sanksi pemecatan menjadi catatan perhatian.

Kabar6.com telah menerima layanan pesan singkat dari nomor +6287771277XXX. Dalam pesan tersebut berbunyi, UNTUK MENJADI TKS DI DINSOS TANGSEL, KAMI HARUS MEMBAYAR DARI 10 – 20 JUTA MELALUI KASUBAG KEPEGAWAIAN IBU BAI NURHASANAH.

GAJI KAMI PUN YANG CUMA 900 RIBU MASIH DIPOTONG UNTUK ALASAN YANG TIDAK JELAS. SEKARANG KAMI JUGA TERANCAM DIPECAT KARENA MEREKA AKAN MEREKRUT TKS BARU UNTUK MENDAPATKAN UANG LAGI. TOLONG BANTU KAMI UNTUK MENCARI KEADILAN,TERIMAKASIH.

SAYA TKS DI DINSOS PAK. BOLEH BAPAK TANYA KESEMUA TKS DINSOS, BAHKAN ANAK KASI DISANA PUN MASUK JADI TKS HARUS BAYAR KE BU NURHASANAH. TOLONG BANTU KAMI, TRIMS.

Hal berbeda disampaikan langsung Kepala Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), Purnama Wijaya. “Baru saja saya pecat 2 orang (pegawai TKS),” tegasnya, saat menghubungi Kabar6.com, Selasa (25/9)2012) malam.

Menurut Purnama yang enggan menjelaskan kedua identitas pegawai honerer yang telah dipecat dengan pertimbangan nama baik orang tersebut. Keduanya dipecat karena malas, sering datang terlambat dan tidak memiliki produktivitas pekerjaan.

Padahal keduanya telah sering diberitahukan secara tertulis dan lisan agar dapat merubah dan meningkatkan etos kerjanya. Namun, terang Purnama, hal itu tidak mempan meski dalam setiap kegiatan apel awal pekan disampaikan agar seluruh jajarannya mampu disiplin, kerja keras dan produktif menjalani tugas-tugasnya.

“Saya sudah sering bilang ke semua pegawai, mau anak titipan pejabat, tokoh masyarakat keq tidak ada toleransi. Yang PNS-pun kalau tidak sanggup dengan aturan saya silahkan pindah,” papar Purnama.

“Saya sudah diperintahkan Walikota agar memecat pegawai honorer yang tidak produktif dan malas. Sekali pun pegawai tersebut anak timses, bagaimana dapat maju kalau sekarang saja sudah malas,” tambahnya.

Terkait dengan adanya kabar bahwa setiap pegawai honorer yang ingin masuk kerja harus menyerahkan ‘pelicin’ hingga puluhan juta rupiah. Purnama menegaskan, hal tersebut tidak benar dan mendasar.  Ia menyadari ada pihak yang sakit hati dan ketegasan sikapnya dalam memimpin.

“Saya tidak pernah menerima sepeser pun dan kalau perlu kita konfrontir. Uang tersebut diserahkan kepada siapa dan kapan. Tapi kalau tidak benar, siap-siap saja saya tempuh jalur hukum,” ujarnya. (yud)

Print Friendly, PDF & Email