oleh

Lurah Pondok Cabe Udik: PT PAS Jangan Mentang-mentang

image_pdfimage_print

Kabar6-Ada ratusan Kepala Keluarga (KK) dipastikan merasakan dampak kurang nyaman atas rencana pengoperasian Bandara Pondok Cabe, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).

PT Pertamina (Persero) selaku induk semang PT Pelita Air Service (PAS) yang punya otoritas penggunaan lahan, berencana melakukan komersialisasi dengan mengoperasikan pesawat terbang baling-baling.

Informasi yang dihimpun, ada 900 KK yang terkena dampak langsung pengoperasian Bandara Pondok Cabe. Mereka yakni, warga yang bermukim di RW 01 dan 02 Kelurahan Pondok Cabe Ilir, serta warga RW 02 Kelurahan Pondok Cabe Udik.

Lurah Pondok Cabe Udik, Endang Herwantono menegaskan, hingga kini Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel belum menerima informasi resmi yang langsung disampaikan atas rencana komersialisasi bandara tersebut.

Ia juga menyayangkan sikap perusahaan plat merah tersebut, yang seolah arogan karena mengangkangi pemerintah daerah setempat.

“Mereka terkesan tutup mata, jangan mentang-mentang perusahaan punya pemerintah,” katanya saat dihubungi wartawan, Minggu (6/12/2015).

Menurutnya, selama ini Endang tidak pernah mengenal pengelola Bandara Pondok Cabe. Alasannya karena memang tidak pernah bertemu langsung.

Padahal sebagian lahan seluas 170 hektare dengan radius landasan pacu sepanjang 2.200 meter itu berada di wilayah yang dipimpin.

“Kalaupun itu benar memang ada, itu tak membuat kebanggaan bagi warga sekitar. karena tidak pernah memberikan dampak positif bagi warga sekitar,” tambah ia.

Dampak lain adalah, kawasan Pondok Cabe Udik tidak berkembang dalam pembangunan. Hal itu dibatasi tinggi bangunan hanya dua lantai padahal pengembang banyak yang ingin masuk. Bisa saja sebut Endang jika tidak ada bandara sudah ada apartemen dan mall.

“Adanya bandara mengambat pembangunan kawasan Pondok Cabe Udik. Padahal lahan yang ada sangat luas sekali,” paparnya.

Pondok Cabe sebut Endang ada 200 Kartu Keluarga (KK) yakni RW 02. Jarak warga dengan bandara hanya terpisah oleh jalan raya. Warga Pondok Cabe Udik terbilang sedikit yang terkenda langsung dengan bandara ketimbang Pondok Cabe Ilir.

“Wilayah kami jauh lebih sedikit ketimbang warga Pondok Cabe Ilir,” paparnya.

Ia berpesan jika memang terjadi dioperasionalkan, warga sekitar harus dilibatkan karena itu yang lebih penting perdayakan masyarakat.

Hal senada juga diutarakan oleh Sekretaris Lurah (Sekel) Pondok Cabe Ilir, Munadih. Menurutnya, bila kabar itu justru didapatnya dari warga dan berita media massa. Ia juga menyayangkan sikap Pelita Air yang adem ayem tidak memikirkan sekeliling.

“Kami belum menerima kabar resmi dari yang bersangkutan (Pelita Air red) terkait rencana pemanfaatan komersil,” tambah ia.

Ia mengatakan jika bandara itu peruntukanya hanggar, perbaikan pesawat, terjun payaung pesawat kecil. Jika digunakan oleh Garuda sebagai pesawat penumpang maka tidak sesuai. Jelas jika digunakan Garuda masyarakat tidak nyaman setiap hari karena bising.

“Bandara itu kan untuk hanggar bagi perbaikan pesawat, kalaupaun digunakan bagi pesawat kecil bukan yang besar,” paparnya.

Ia pun mendesak kepada Pelita Air agar melakukan komunikasi dengan cara sosialisasi sebelum diberlakukan. jika tidak ini akan menjadi polemik bagi warga sekitar, terlebih warga sektiar tidak dilibatkan sebagai Submer Daya Manusia.

“Kalau kemudian ada warga yang melakukan protes bukan tidak mungkin karena mereka merasa tidak dipandang,” sambung ia.

Penduduk yang terkena dampak secara langsung dengan jarak cukup dekat yakni di RW 1 dan 2 Pondok Cabe Ilir dengan estimasi sebanyak 700 KK. Bahkan ada yang menempel dengan tembok bandara khususnya dibagian barat bandara.

“Warga kami ada yang menempel langsung dengan tembok bandara. Ini kan harus dibicarakan lebih jelas jangan main pakai untuk komersil,” tandas Munadih.

Senada juga disampaikan oleh Sekretaris Camat Pamulang Hamdani, menegaskan tidak akan melakukan komunikasi awal karean tidak etis, semestinya pihak bandara yang melakukan komunikasi itu.

“Kesanya kurang baik jika kami sebagai wilayah melakukan komunikasi datang kesana. Seharusnya merekalah yang mendatangi kepada pemkot,” paparnya.(yud)

Print Friendly, PDF & Email