oleh

Lomba Baca Kitab Kuning di Pesantren Salafiyah

image_pdfimage_print

Kabar6-Membaca Kitab Kuning yang telah ratusan tahun jadi tradisi di Pondok Pesantren di Indonesia kini dilombakan oleh Ponpes Kananga, Menes, Kabupaten Pandeglang.

“Karena kitab kuning jembatan untuk menghafalkan Al-Qur’an dan hadist. Karena Al Qur’an itu kitab hukum. Karena semua hukum dijelaskan di kitab kuning. Kalau kita melupakan kitab kuning, akan kembali ke belakang, ke zaman penjajahan,” kata KH.Abdul Hakim, pemilik Ponpes Kananga, yang ditemui di pesantren nya, Sabtu (15/04/2017).

Seiring kemajuan tekhnologi, tanpa disadari telah mengikis akan minat remaja Islam Indonesia untuk ‘mondok’ dan mempelajari kitab kuning yang bisa saja akan luntur dikemudian hari.

“Bagaimana membumikan kitab kuning, membumikan akan Al-qur’an. Tidak hanya anak-anak muda, tapi juga ibu-ibu untuk menggerakkan majlis taklim untuk mengkaji kitab kuning,” kata Irna Narulita, Bupati Pandeglang ditempat yang sama.

Lomba membaca kitab kuning ini sendiri di ikuti oleh 73 peserta dari lima wilayah di Banten, yakni Kota Cilegon, Kota Serang, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Lebak.

“Dengan ada tugas ini, PKB, NU dan pesantren semakin akrab. Silaturahmi dan pembelajaran kitab kuning terus terjaga,” kata Toni Fathoni Mukson, ketua acara saat ditemui dilokasi.(*)

Print Friendly, PDF & Email