oleh

Ledakan Mercon Bersahutan di Dua Kampung

image_pdfimage_print

Kabar6-Dentuman suara ledakan mercon saling bersahutan di dua kampung di Kota di Kota Tangerang Selatan disaksikan sedikitnya seribuan warga dari berbagai wilayah. Setiap dentuman petasan keras berbunyi, ratusan warga bersorak-sorai.

Namun, suara tersebut bukan berasal dari ledakan bom aksi jaringan teroris.  Melainkan bunyi petasan yang disulut dalam sebuah perayaan acara Pesta Rakyat Adu Beduk 2012. Kegiatan ini telah menjadi tradisi di Kota Tangsel sejak puluhan tahun silam.

“Pertama dimulai dengan adu tetabuhan beduk. Kalau ga ada petasan seperti sayur tanpa garam,” Ahmad Muchtar, Ketua Panitia Penyelenggara, ditemui Kabar6.com di Lengkong Gudang Timur, Serpong, Minggu (9/9/2012).

Pengamatan langsung dilapangan, ratusan kilogram bubuk mesiu petasan ini dibuat dengan beragam bentuk. Seperti kotak, replika pesawat terbang, lokomotif kereta, botol, ondel-ondel dan lain-lain yang seluruhnya berukuran raksasa.

Muchtar menjelaskan, adu petasan ini telah berlangsung sejak sekitar tahun 1960 lalu. Adu petasan biasa diselenggarakan sebagai kegiatan puncak perayaan hari raya Idul Fitri setiap tahunnya.

Kali ini, terang Muchtar, ada dua kampung yang terlibat adu petasan. Kedua kampung tersebut yakni Lengkong Gudang Timur, Serpong dan Parigi, Pondok Aren. Kedua kelompok saling berhadapan menyulut petasan bersebarangan dengan radius jarak sekitar 500 meter disebuah lahan kosong.

“Ada budaya yang harus dipertahankan oleh pemerintah daerah, yakni adu petasan seperti ini. Karena sejak saya kecil tradisi adu petasan memang sudah ada,” terangnya.

Menurut Muchtar, setiap kampung yang berasal dari berbagai kelurahan di Serpong menyediakan bahan mesiu petasan sedikitnya 500 kilogram. Anggaran tersebut menurutnya diperoleh secara swadaya masyarakat. 

Dia tak menampik bila tradisi tahunan ini menjadi sebuah ajang gengsi (prestise) antar kampung di Kota Tangsel. Penentuan pemenang dalam adu petasan ini yakni siapa yang paling banyak memiliki mercon petasan dan penonton paling banyak.

“Memang adu petasan ini jadi gengsi bagi warga, siapa sih yang mau kampungnya dipandang sebelah mata,” ujar Muchtar sambil tersenyum. (yud)

 

Print Friendly, PDF & Email