Kabar6-Bagi Molly-Rose Taylor (19), datang bulan menjadi kondisi yang sungguh menyiksa. Bagaimana tidak, gadis asal Kent, Inggris, ini mengeluhkan kram yang tak tertahankan, bahkan sering pingsan.
Tidak hanya itu, Taylor juga mengaku bahwa tampon yang digunakannya tidak bisa membendung darah mens. “Saya sudah menggunakan alat kontrasepsi sejak berusia 12 tahun untuk mencoba dan mengurangi aliran darah yang begitu berat dan membuat saya mudah pingsan,” kata Taylor.
Hingga pada 2017, melansir Dailymail, Taylor melakukan pemeriksaan Miss V, dan dokter mendiagnosisnya gadis itu mengalami uterus didelphys, yaitu kondisi langka di mana jumlah organ reproduksi, mulai dari Miss V, rahim, dan leher rahim berjumlah dua.
Nah, dua Miss V milik Taylor dipisahkan oleh jaringan pembagi yang disebut dengan septum longitudinal. Pada Agustus 2017, Taylor pun menjalani prosedur operasi untuk mengangkat septum longitudinal tersebut.
Diketahui, kondisi yang dialami Taylor mempengaruhi satu dari 3.000 wanita yang memiliki peluang untuk hamil lebih besar, namun risiko kegugurannya pun sebanding. ** Baca juga: Tempo, Salah Satu Gunung Terpendek di Jepang
“Meskipun saya mungkin menghadapi beberapa komplikasi ketika saya siap untuk memulai sebuah keluarga karena ada kemungkinan besar keguguran, setidaknya saya sekarang dapat merencanakan ke depan karena saya sadar,” ujar Taylor.(ilj/bbs)
