oleh

Lahan Gusuran Tol Serpong-Kunciran Dibanderol Rp3-6 Juta

image_pdfimage_print
Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Proses pembebasan bidang lahan untuk proyek pembangunan jalan Tol Serpong-Kunciran diproyeksikan selesai pada Juni mendatang.

Tim pembebasan lahan telah membanderol taksiran atau appraisal harga bidang tanah gusuran milik warga pun cukup tinggi.

Demikian diungkapkan Pejabat Pembuat Komitmen Tol Serpong-Kunciran dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPU dan PR)‎, Didit P Triwibowo kepada wartawan, Rabu (8/2/2017).

“Besaran harga bidang lahan yang diganti bervariatif. Mulai dari tiga sampai enam juta rupiah per meter,” ungkapnya.‎ Didit jelaskan, kini pemerintah terus dikejar target dari yang telah ditentukan.

Pembebasan bidang lahan proyek Tol Serpong-Kunciran hanya diberikan waktu selama dua tahun kalender kerja. ‎Sedangkan tahapan proses pembebasan lahan sudah mulai dilaksanakan sejak Juni 2015 lalu.

Meski masih bisa diperpanjang setahun, tapi pihaknya tetap mengupayakan agar program kerja dapat tepat waktu sesuai rencana awal. ‎Kalau pun nantinya berlarut-larut karena masih ada warga yang tetap menolak harga lahan, proses penyelesaian hanya ditenggat sampai Juli 2017.

“Itu juga sistem pembayaran di konsinyasi. Dana ganti untung lahannya silahkan diambil di PN (Pengadilan Negeri) Tangerang,” jelas Didit.

Di lokasi sama, ‎Sahun (40), warga RT 006 RW 04, Kelurahan Parigi Baru, Pondok Aren, menegaskan bahwa hal terpenting yang diharapkan warga adalah nilai dana pembebasan lahan sesuai dengan harga pasar. Apalagi jika bisa melebihi angka Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) bidang tanah.**Baca juga: Pembangunan Tol Serpong-Balaraja Dimulai 2017.

“Biar kami bisa beli tanah lagi di tempat lain. Syukur-syukur bisa bangun rumah baru,” tegasnya. Menurutnya, seringkali warga pemilik lahan yang terkena gusuran proyek pemerintah dihantui momok persoalan pelik.**Baca juga: Juni 2017, Gusuran Tol Serpong-Kunciran Diklaim Selesai.

“Giliran abis digusur terus boro-boro bisa bangun rumah. Beli tanah lagi aja banyak yang enggak mampu, karena mahal,” ketus Sahun.(yud)

Print Friendly, PDF & Email