oleh

KPN Sebut PDI-P Kota Tangerang Harus Dorong Kader Sendiri di Pilkada 2024

image_pdfimage_print

Kabar6-Direktur Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul, menilai PDI Perjuangan Kota Tangerang tidak memiliki figur atau tokoh yang kuat untuk Pilkada Kota Tangerang 2024 mendatang.

Padahal PDI-P sebagai partai pemenang. PDI-P memiliki cukup waktu untuk memoles kader-kader terbaiknya. Mengingat perhelatan pilkada digelar masih lama.

“Pilkada 2024 masih cukup lama. Masih ada sekira 20-22 bulan untuk PDI Perjuangan Kota Tangerang memoles, mempersiapkan kader-kader terbaiknya,” ucap Adib, Rabu (1/6/2022)

Adib mengatakan sosok Ketua DPC PDI-P yang juga Ketua DPRD Kota Tangerang, Gatot Wibowo memiliki potensi sebagai salah satu kader mumpuni untuk kontestasi pilkada mendatang.

Selain itu, terdapat nama Sekretaris DPC Andri Permana, juga memiliki potensi bagus dan kader potensial yang dimiliki PDI-P Kota Tangerang saat ini. “Saya kira mereka kader-kader potensial,” terangnya.

Yang patut dicatat, kata Adib, PDI-P Kota Tangerang adalah partai pemenang. Itu adalah modal terbesar bagi partai berlambang moncong putih ini.

“PDI-P punya kekuatan besar untuk mengarahkan calonya dalam berkontestasi (pilkada). Kalau kita lihat kebelakang PDI-P kan menang mulu, masa calonya mapping mulu. Kan gitu kira-kira,” terangnya.

Pengamat politik ini menyampaikan bisa menjadi semangat besar bagi elit PDI Perjuangan Kota Tangerang.

“Ketua partainya masih muda, sekretarisnya juga orang pintar. Saya kira ini oase yang baik. Mudah-mudahan mereka siap bertarung. Dua orang itulah yang bisa ditawarkan ke publik,” katanya.

Tiket tersebut sangatlah penting. Kata Adib, jangan sampai nanti ada stigma seperti masa lalu saat kontestasi, PDI-P mudah digoyang atas nama kepentingan-kepentingan politik yang instan.

“Kan PDI-P menang terus tapi tidak pernah mendorong kadernya untuk berkontestasi. Ini kan ironis,” tegasnya.

Selain itu, Adib juga melihat selama ini PDI Perjuangan mengusung politik gagasan, politik ide, bukan politik identitas. Hal tersebut menjadi modal dasar, dan bila itu terus digaungkan agar bisa diterima oleh publik.

“PDI-P itu bukan partai kecil, mereka partai pemenang pemilu, militansinya jelas. Saya masih mengamini bahwa partai politik di Indonesia yang pengikutnya militan, ya PDI-P dan PKS. Selain itu gak ada,” ujarnya.

“Nah inilah sebagai jawaban sebagai perlawanan. Kalau mereka mau melawan politik-politik yang instan, politik yang bagi-bagi kue kekuasaan, politik yang tidak punya nilai moralitas, yang PDI-P harus melawan,”sambungnya.

“Jangan sampai nanti oligarki politik itu semakin merajalela. Akhirnya orang sudah ditentukan, wali kota orang yang punya duit banyak. Terus apa gunanya berpartai. Kasihan kader-kader yang sudah berkeringat,” tambahnya.

Jika PDI-P nanti tidak mendorong kader-kader terbaiknya untuk pilkada, maka akan menambah beban bahwa pendidikan politik selalu diselesaikan dengan politik ‘dagang sapi’.

“Gak ada bedanya mereka dengan yang lain. Kalau menurut saya sungguh-sungguh memalukan. Karena roh PDI P itu karena militansi pendukungnya. Jawablah suara dari masyarakat yang militan itu ya dengan kader yang berkepentingan,” terangnya.

**Baca juga: Mayat Diduga Korban Pembunuhan Tergeletak di Pinggir Tol Jakarta – Merak

“Justru malah harusnya PDI-P ini menjadi pioner perlawanan dari oligarki politik,” tandasnya.

PDI-Perjuangan memiliki 10 kursi di DPRD Kota Tangerang. Peluang untuk maju sendiri terbuka lebar, dimana juga pilkada Kota Tangerang mendatang dipastikan tidak dihuni incumbent. (Oke)

Print Friendly, PDF & Email