oleh

Kota Sehat, RSU Tangsel Terapkan Standar PHBS

image_pdfimage_print

Kabar6-Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif.

Pola hidup sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang berorientasi sehat dengan meningkatkan, memelihara, dan melindungi kualitas kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun sosial.

Oleh karena, Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah dan terus menerapkan Perilaku Hidup Sehat Bersih (PHBS) dilingkungannya.

Perilaku hidup sehat meliputi perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan. Caranya dengan berolahraga teratur dan hidup sehat, menghilangkan kebudayaan yang berisiko menimbulkan penyakit serta usaha untuk melindungi diri dari ancaman yang menimbulkan penyakit.

Selain itu, berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit dan sehat sehingga berpotensi menjadi sumber penularan penyakit bagi pasien, petugas kesehatan maupun pengunjung.

Terjadinya infeksi oleh bakteri atau virus yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan, penularan penyakit dari penderita yang dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan kepada penderita lain atau petugas di fasilitas pelayanan kesehatan ini disebut dengan infeksi rumah sakit.

Infeksi rumah sakit dapat terjadi karena kurangnya kebersihan fasilitas pelayanan kesehatan atau kurang higienis atau tenaga kesehatan yang melakukan prosedur medis tertentu kurang terampil.

Penularan penyakit juga dapat terjadi karena tidak memadainya fasilitas sanitasi seperti ketersediaan air bersih, jamban dan pengelolaan limbah.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan pada medio 2004 lalu, ternyata infeksi rumah sakit merupakan salah satu penyumbang penyakit tertinggi. Persentase tingkat risiko terjangkitnya infeksi rumah sakit di Rumah Sakit Umum mencapai 93,4 persen.

Sedangkan, Rumah Sakit Khusus hanya 6,6 persen. Sementara, 1,6-80,8 persen infeksi dari rumah sakit terjangkit penyakit saluran pencernaan.

PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan merupakan upaya untuk memberdayakan pasien, masyarakat pengunjung dan petugas agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan fasilitas pelayanan kesehatan yang sehat dan mencegah penularan penyakit di fasilitas pelayanan kesehatan.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guna efektivitas PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan yaitu, mencuci tangan pakai sabun (hand rub/hand wash), penggunaan air bersih, penggunaan jamban sehat, membuang sampah pada tempatnya, larangan merokok, tidak meludah sembarangan serta pemberantasan jentik nyamuk.

Direktur RSU Kota Tangsel Maya Mardiana mengatakn, tujuan PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah terjadinya penularan penyakit serta menciptakan lingkungan yang sehat.

Sementara, sasaran PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan di anataranya, pasien, keluarga pasien, pengunjung, petugas kesehatan dan karyawan.

Sedangkan, manfaat PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan sehat, terhindar dari penularan penyakit, mempercepat proses penyembuhan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan pasien.

“Program PHBS di fasilitas pelayanan kesehatan dapat terwujud apabila ada keinginan dan kemampuan dari para pengambil keputusan dan peran aktif semua stake holder,” katanya, Jum’at (11/12/2015).

Bertepatan dengan Hari Jadi ke-7 Kota Tangerang Selatan, Kementerian Kesehatan RI memberikan penghargaan dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-51 Tahun 2015. Penghargaan sebagai Kota Sehat atau “Swasti Saba” kategori Padapa diterima langsung oleh Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany.

Sekretaris Kementerian Kesehatan, Untung Suseno mengatakan, pembangunan bidang kesehatan juga memerlukan peran aktif dari masyarakat secara pribadi maupun kelompok lembaga.

Integrasi sinergisitas antara pusat dan daerah yang dikoordinasikan oleh gubernur dan bupati atau walikota sangat mempengaruhi pembangunan kesehatan.

“Sebagai bentuk apresiasi terhadap pelaku kesehatan baik lembaga maupun perorangan, dalam dedikasi atau pengabdiannya dalam pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan memberikan anugerah bidang kesehatan,” katanya di Birawa Convention Hall Bidakara Hotel, Jakarta Selatan, Jum’at, 27 November 2015 lalu.

Di tempat sama, Menteri Kesehatan Nilla Juwita F Moeloek menjelaskan, setiap tahun pada Hari Kesehatan Nasional diberikan penghargaan untuk mendorong peran maupun dukungan serta motivasi untuk meningkatkan prestasi di masa mendatang. Peran pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh peranan semua pihak.

“Baik di jajaran pemerintah pusat, daerah maupun lapisan masyarakat. Termasuk organisasi kemasyarakatan, akademisi, kalangan swasta maupun dunia usaha. Pemberian penghargaan ini diharapkan semakin meningkatkan hubungan yang harmonis, dan sinergisitas pembangunan kesehatan,” terang Juwita.(adv)

 

Print Friendly, PDF & Email