oleh

Ketua MUI Kota Tangerang: Bencana Alam Jangan Jadi Lelucon

image_pdfimage_print

Kabar6-Bencana Alam Gempa Bumi di Kabupaten Lebak, Banten yang terjadi, Selasa (23/1/2018) kemarin, hingga Gempa susulan yang terjadi hingga Rabu (24/1/2018) siang ini, mengundang rasa prihatin dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tangerang KH. Edi Junaedi.

Betapa tidak, pascabencana yang terjadi, ternyata masih ada pihak-pihak yang justru menjadikan bencana alam sebagai bahan lelucon atau istilah saat ini dijadikan meme oleh sebagian Masyarakat. Bahkan, ada juga masyarakat yang sengaja menyusupkan kabar hoax sebagai efek gempa.

KH. Edi Junaedi menegaskan, bila bencana alam harusnya dijadikan renungan terkait kondisi Alam yang mulai mendekati waktu akhir zaman. Bukan malah dijadikan bahan tertawaan dengan gambar dan video hoax yang tak mendidik yang disebarkan di Media Sosial (Medsos).

“Kalau bencana alam hadir karena murka Allah atas apa yang diperbuat oleh umat manusia belakangan ini, manusia harusnya banyak-banyak istighfar, bukannya malah bercanda dengan mengirim gambar atau video yang kurang pantas untuk disebarkan,” ujarnya.

Edi mengajak dan mengimbau, seluruh warga masyarakat dan media agar tidak menambah kesedihan para korban yang terkena dampak gempa bumi dengan menyebarkan foto atau video yang seperti itu.

“Jadi jangan malah dibuat bercandaan, kita semua harusnya juga menyadari akan kejadian atas fenomena alam ini, lebih baik kita mendoakan para korban hingga menggalang bantuan, serta menyiapkan diri kita untuk bersikap mendekatkan diri pada Illahi supaya tidak ada mala petaka yang datang menimpa kita,” Ujar Edi.

Ditambahkan Edi, jika pasca insiden bencana alam malah dijadikan bercandaan, dirinya khawatir sang pencipta alam turunkan mala petaka kembali. Karena, lanjut Edi, bencana alam hadir atas kehendak sang Pencipta.**Baca juga: Iti Octavia Jayabaya: 1.158 Unit Bangunan Rusak Akibat Gempa di Lebak.

“Musibah diturunkan karena kehendak Allah, Mungkin karena Murka dan sebagai peringatan bagi manusia untuk tidak bersikap keterlaluan, supaya jangan selalu membuat dosa,” tutupnya.(mus)

Print Friendly, PDF & Email