Kabar6 – Formula 100 + merupakan merek pupuk hayati dari PT Formula Top Indonesia. Formula 100 + rupanya menggunakan teknologi Agricultural Growth Promoting Inoculant (AGPI) yang dikembangkan oleh Dr Lukman Gunarto melalui riset unggulan dan berkesinambungan.
“Sejak Formula 100+ dipasarkan dalam 3 tahun ini, banyak membawa berkah bagi petani karena hasil panen yang luar biasa. Baik itu petani bawang, padi, dan jagung merasakan peningkatan panen diikuti kualitas panen,”imbuh Aguan, Dirut PT Formula Top Indonesia saat ditemui Kabar6 di Pabriknya di Kecamatan Jambe, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang belum lama ini.
Terbaru, kata Aguan, PT Sanghyang Seri yang di Sukamandi, Subang Jawa Barat, bulan September panen padinya luar biasa. “Sampai ada yang panen 9,5 ton per hektar sejak pakai Formula 100+ dan sebelum menggunakan Formula 100+ panennya hanya sampai 5-6 ton per hektar,”jelas Aguan.
**Baca Juga:Hari Tani Nasional ke 64, Teknologi Dr Lukman Gunarto Mampu Makmurkan Petani Sawit
Aguan berharap, Formula 100 + bisa membatu program ketahanan pangan pemerintah. “Niat baik saya untuk memajukan pertanian di Indonesia,”tandasnya.
Menurut pantauan di pabrik yang berada di Desa Taban ini, aktifitas produksi, dan pengemasan semua dikerjakan secara konvensional atau manual mulai dari pengisian pupuk hayati ke botol, melabeli botol, sampai pengepakan.
“Lokasi pabrik ada di desa, kami sengaja memperkerjakan ibu-ibu yang ada di desa ini, yah bisa dibilang menciptakan lapangan kerja untuk warga desa,”ujar Aguan.
Menurut Dr Lukman, teknologi ini merupakan terobosan teknologi ramah lingkungan untuk peningkatan produksi pertanian, perkebunan, perikanan/pertambakan dan peternakan secara efisien dan berkelanjutan.
“Jadi dalam memproduksi dari pembibitan sampai jadi pupuk hayati tidak menghasilkan limbah apa pun,” ujar Dr Lukman.
Teknologi ini sudah diaplikasi sejak tahun 1998 dan sudah dilakukan uji coba di lahan sawah, ternak tambak dan sawit. Penggunaan AGPI ini dapat menghemat pemakaian pupuk kimia hingga 40-60% dan meningkatkan hasil sekitar 20-50%.
“Cara pemakaiannya dirancang semudah dan sesederhana mungkin sehingga tidak merepotkan petani, cukup disemprotkan saja menggunakan pengencer air sawah/sungai atau disiramkan pada tajuk tanaman atau disaluran pemasukan,”papar Dr. Lukman.
Selain itu, manfaat penggunaannya memperbaiki sifat kimia, fisika, biologi tanah sehingga struktur dan testur tanah menjadi serasi dan sehat.
Dirancang untuk menetralisir atau mengurai faktor penghambat yang menyebabkan unsur hara tanah terikat, sehingga perimbangan unsur hara tanah bersifat makro dan mikro akan tersedia lebih sempurna.ir