oleh

Kelelahan Kognitif Bikin Pekerjaan Mudah Menjadi Sulit Diselesaikan

image_pdfimage_print

Kabar6-Kelelahan kognitif merupakan kelelahan mental yang terjadi ketika seseorang harus bekerja dengan pikiran untuk waktu yang lama. Menurut psikolog klinis di University of Surrey, Dr. Catherine Huckle, tuntutan pada pemikiran yang berlangsung dalam jangka waktu panjang membuat seseorang kurang mampu mengabaikan gangguan.

Akibatnya, melansir Femalesia, pikiran menjadi kurang fleksibel dan dibutuhkan waktu lama untuk mengatasinya. “Sama seperti otot yang lelah jika kita berlari selama berjam-jam, otak juga berjuang untuk terus berjalan jika pekerjaan menjadi terlalu banyak sedangkan waktu yang diberikan cukup singkat. Belum lagi jika ada tekanan untuk melakukan pekerjaan dan tidak ada waktu untuk bersantai,” jelas Dr. Catherine.

Meskipun otak bekerja setiap saat, tetap perlu waktu untuk rileks ketika pekerjaan terasa tidak begitu berat. Ada sejumlah teori tentang penyebab kelelahan kognitif. Peneliti mengatakan, kelelahan kognitif terjadi karena berkurangnya energi lantaran tubuh tidak cukup beristirahat.

Namun beberapa mengatakan tergantung waktu menyelesaikan tugas turut berpengaruh, karena adanya preferensi untuk melakukan hal lain. Menariknya, kelelahan kognitif tidak membuat seseorang menjadi mengantuk, sebab ketika ada tugas yang menuntut untuk diselesaikan, tubuh akan menjaga semua sistem untuk menyala sehingga rasa kantuk itu hilang.

Padahal saat mengalami kelelahan kognitif, akan terjadi kelumpuhan otak yang membuat pekerjaan sulit selesai. Kelelahan kognitif juga dapat diperburuk dengan adanya perbandingan. ** Baca juga: Konon, Tanaman Ini Bikin Orang Jepang Panjang Umur

“Saat kita melihat orang lain berhasil melakukan pekerjaan yang sama, kita merasa harus melakukan hal yang sama, namun pada kenyataannya, ada faktor-faktor tersembunyi yang memengaruhi kapasitas untuk menangani beban kognitif kita. Belum lagi perbedaan individu dan kapasitas yang dipengaruhi oleh sejumlah kondisi neurologis,” tambah Dr. Catherine.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email