oleh

Kebiasaan Hisap Ganja Sudah Ada Sejak 2.500 Tahun Silam

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebuah temuan tentang jejak penggunaan ganja yang secara khusus memanfaatkan kandungan psikoaktif, termuat dalam jurnal Science Advances.

Berdasarkan hasil penelitian, kebiasaan menghisap asap ganja diperkirakan telah berlangsung sejak 2.500 tahun silam. Dugaan tersebut, melansir smithsonianmag, didasarkan pada temuan sebuah makam purba Jirzankal di Pegunungan Pamir dekat Himalaya oleh tim peneliti dari University of Chinese Academy of Sciences di Beijing.

Mereka berhasil menemukan jejak THC dengan kandungan yang cukup tinggi pada beberapa serpihan kayu dan batu-batu di sekitar situs tersebut. THC atau tetrahydrocannabinol adalah bahan kimia yang bertanggung jawab atas sebagian besar efek psikologis ganja.

Serpihan kayu dan batu-batu itu diduga adalah guci atau semacam tembikar kuno yang digunakan sebagai wadah pembakaran ganja. Menurut prediksi, pada masa itu ganja belum dihisap seperti rokok, tapi ia lebih menyerupai dupa yang dibakar pada tungku pembakaran tertentu.

Itulah mengapa jejak THC melekat pada serpihan kayu dan batu-batu tersebut. “Ini adalah satu-satunya cara agar ganja dapat dihisap sebelum adanya pipa untuk rokok,” jelas salah seorang peneliti.

Jejak THC yang ditemukan pada makam kuno ini, menurut tim peneliti, adalah hal yang tak biasa. Kandungan THC tersebut dianggap memiliki kualitas yang lebih tinggi jika dibanding tanaman ganja liar.

Diyakini, masyarakat saat itu memilih varietas ganja tertentu untuk dibakar. Namun, para peneliti belum bisa yakin apakah mereka sudah mulai membudidayakannya sendiri atau mencari tanaman itu di hutan-hutan.

Temuan lain yang dianggap penting adalah harpa kuno khas Tiongkok. Harpa ini biasa digunakan untuk ritual-ritual tertentu. Penemuan harpa ini memperluas spekulasi bahwa penggunaan ganja pada masa itu ditujukan sebagai bagian kelengkapan upacara keagamaan.

Hal ini diperkuat dengan temuan tenggkorak kepala manusia yang memiliki tanda yang serupa, yakni sebuah lubang akibat benturan benda tumpul.

Karena itulah, tim peneliti menyimpulkan bahwa bakaran ganja ada kaitannya dengan upacara pengurbanan manusia. “Bakaran ganja mungkin digunakan dalam upacara keagamaan, juga semacam modus untuk berkomunikasi dengan dewa atau orang mati,” jelasnya.

Perkiraan sementara, menurut pemimpin arkeobotani tim penelitian bernama Robert Spengler, ganja dianggap menyebar melalui rute perdagangan Jalur Sutra. ** Baca juga: Di Spanyol Ada ‘Lompatan Iblis’ untuk Lindungi Bayi

Dikatakan, kemungkinan pengetahuan tentang merokok varietas ganja dengan kandungan psikotropika yang tinggi ikut tersebar seiring penyebaran tradisi budaya di Jalur Sutra.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email