oleh

Kaum Hawa di Afrika Selatan Kini Bawa Senjata Api untuk Lawan Pemerkosa

image_pdfimage_print

Kabar6-Sejumlah perempuan tampak mengikuti latihan tembak, di dekat Johannesburg, Afrika Selatan. Mereka mempelajari cara menggunakan senjata api sebagai sarana perlindungan, di mana seorang wanita dibunuh setiap tiga jam.

Pada 2019-2020, melansir Sindonews, Afrika Selatan mengalami 21.325 pembunuhan, naik 1,4 persen dari tahun sebelumnya. Data tersebut adalah laporan polisi tahunan terbaru. Tingkat femisida di negara itu lima kali lebih tinggi dari rata-rata global.

“Wanita adalah target di negara ini,” kata Matsie Noge, peserta lain dalam pelatihan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pemilik Senjata Afrika Selatan (GOSA).

Noge membawa serta putrinya yang berusia 24 tahun ke sesi khusus untuk wanita itu. “Saya seharusnya melakukannya dengan cara sebelumnya, ketika dia berusia 15 tahun,” ujar Noge.

“Pelatihan ini berfokus pada wanita muda kulit hitam, yang secara statistik paling terpengaruh oleh kejahatan,” terang Themba Kubheka, yang mengorganisir pelatihan khusus wanita untuk GOSA.

Ditambahkan, “Setiap wanita di sini mengenal seorang wanita yang telah diperkosa, dirampok. Masing-masing dari mereka memiliki cerita tentang kejahatan di negara ini.”

Kubheka mengungkapkan, inti dari pelatihan ini adalah untuk membekali para wanita dengan keterampilan bela diri langsung dalam situasi berbahaya. .”Alih-alih menunggu bantuan, mereka harus dapat merespons terlebih dahulu.”

Menurut catat, polisi Afrika Selatan membutuhkan waktu rata-rata 15 menit untuk tiba ketika diberitahu tentang kasus penyerangan. Sekira 4,5 juta senjata digunakan secara legal di Afrika Selatan, dengan jumlah yang hampir sama kembali beredar di pasar gelap. Data itu bersumber dari Gun Free SA, sebuah kelompok yang mengampanyekan pengendalian senjata.

Diketahui, polisi Afrika Selatan menerima 110 tuduhan pemerkosaan setiap hari. Seperti halnya tingkat pembunuhan, angka tersebut telah meningkat.

Pada 2019, terjadi peningkatan 1,7 persen dalam kasus kekerasan seksual, atau 53.293 serangan yang tercatat secara total. ** Baca juga: Pengadilan Tinggi Prancis Perintahkan Rumah Senilai Rp896 Miliar Dihancurkan Karena Pemilik Lupa Minta Izin Pembangunan

Membandingkan tingkat kekerasan seksual yang terlihat di Afrika Selatan dengan yang dialami di negara yang sedang berperang, Presiden Cyril Ramphosa mengumumkan pada akhir 2019 bahwa mengatasi momok pelecehan akan menjadi prioritas nasional.

“Ada bayang-bayang gelap dan tebal di seluruh negeri kami. Wanita dan anak-anak dikepung,” katanya pada saat itu, menggambarkan Afrika Selatan sebagai salah satu ‘tempat paling tidak aman di dunia untuk wanita’.

Karena itulah, kaum hawa memutuskan untuk bersama-sama memasang brankas di rumah, sehingga dia bisa menyimpan senjata.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email