oleh

Karang Pantai Binuangeun Berusia 3000 tahun, BNPB: Rawan Bencana

image_pdfimage_print

Kabar6-Lapisan karang di pesisir Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten memiliki usia berbeda ribuan hingga ratusan tahun.

“Berdasarkan penelitian, ada tiga lapisan karang dengan usia mulai dari 3000 tahun, 1600 tahun dan 300 tahun,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB) Letjen Doni Monardo saat penanaman pohon mangrove di Kecamatan Labuan, Kamis (15/8/2019).

Dengan kondisi usia tersebut, menurut Doni, hal ini mengartikan jika di wilayah tersebut pernah terjadi tsunami dan gempa pada massa itu dan hal ini bisa saja terulang kembali.

“Apa yang pernah terjadi di masa lalu, sangat mungkin terjadi di pada periode yang akan datang. Kapan? belum tahu, karena belum ada alat teknologi yang bisa mendeteksi kapan terjadinya gempa diikuti tsunami,” katanya.

Dengan kondisi ini, Doni meminta agar semua pihak harus sadar jika daerahnya rawan bencana serta menyiapkan masyarakat tangguh saat menghadapi bencana hingga ke lapisan keluarga. Doni juga menganjurkan para pemilik hotel di Pandegang untuk menggunakan lampu sorot yang dinyatakan ke arah laut.

“Peristiwa yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu kalau masyarakat yang ada di pesisir pantai itu melihat ke arah laut karena ada cahaya lampu mungkin kesiapannya akan lebih baik. Tapi kenyataannya di semua tempat tidak ada penerangan,” ujar Doni.

Jenderal bintang tiga ini juga menanggapi Shelter Tsunami yang berada di di Kampung Sawah, Desa Labuan, Kecamatan Labuan belum dianggap representatif dan perlu ditata kembali untuk menjadi tempat yang nyaman.

“Ya belum representatif, tadi ibu Bupati Pandeglang sudah menyanggupi untuk ditata kembali dan kita harapkan tempat itu jadi tempat yang nyaman,” terang Doni.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, jika terjadi gempa, akan memberikan peringatan dini dalam waktu lima menit setelah terjadinya gempa.

“Kita punya alat pendeteksi gempa, sehingga bisa diketahui pusat gempa dimana. Jika berpotensi tsunami BMKG langsung mengirimkan ke BPBD Provinsi, kemudian kantor beliau bisa memutuskan untuk membunyikan ews atau tidak serta diiringi menurunkan tim evakuasi,” katanya.

**Baca juga: Sosialisasi SIM ASN Kota Tangerang.

Menurutnya, jika gempa dibarengi tsunami diperkirakan membutuhkan waktu 10-20 menit tsunami akan datang setelah gempa.

“Namanya alam yang menguasai Allah, bisa saja tsunami datang dalam 2 menit. Pokoknya jika ada gempa, hitung dalam hitungan 10 detik, jika masih gempa berlanjut, segera lari dan cari tempat yang tinggi walaupun serine belum berbunyi,” tuturnya.

“Insya Allah bangunan shelter tsunami ini tahan gempa. Gempa dan tsunami bisa saling berurutan, namun ada juga tsunami tanpa gempa, yang terpenting tingkatkan kewaspadaan.” (Aep)

Print Friendly, PDF & Email