oleh

Ini Pencetus Teknologi Unggulan Sampah Tepat Guna

image_pdfimage_print
Ilustrasi (bbs)

Kabar6-Teknologi unggulan se-Provinsi Banten ditampilkan dalam acara Gelar Teknologi Tepat Guna XII Provinsi Banten tahun 2016, bertempat lapangan ADB KS (Helypad) Kota Cilegon, Kamis ( 25/8/2016).

Salahsatu teknologi unggulan yang diprediksi bakal meraih juara yakni teknologi pengolahan sampah tepat guna.

Teknologi Komposter pengelolah sampah tepat guna yang dicetus Stee Subagya, warga RW 07, Perumahan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, sebelumnya meraih juara pertama pada gelar teknologi tepat guna tingkat Kabupaten Tangerang tahun 2016.

Teknologi tepat guna komposter pengolah sampah tepat guna ini berfungsi untuk pengelolaan sampah organik skala kecil dan besar, rumah tangga, rumah makan, perkantoran.

Selain itu, teknologi ini mengubah sampah organik menjadi pupuk organik cair dan padat yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan.

“Teknologi ini juga sangat ramah lingkungan karena tidak menimbulkan bau, lalat, dan belatung sehingga dapat ditempatkan di dalam teras rumah atau dapur. Bahannya dibuat dengan bahan plastik dan PVC. Sehingga tidak mudah pecah dan tahan benturan serta tahan cuaca,” ungkap Stee.

Menurut Stee, ide pembuatan pengolahan sampah ini bermula dari kesulitan warga mengatasi sampah di komplek perumahan. Volume sampah sangat tinggi tidak diimbangi dengan dengan pembuangan sampah.

“Banyak sampah dibawa sama tikus sehingga sampah nunmpuk di selokan air mengakibatkan banjir,” katanya.

Bermula dari hal tersebut pada pada akhir tahun 2015, dirinya bersama warga mencari inovasi bagaimana mengatasi sampah yang semakin hari semakin banyak. Informasi pun dicari dari berbagai sumber, termasuk dari internet. **Baca juga: Di Banten, Tangerang Tampilkan 3 Teknologi Unggulan.

“Kami menemukan ide pengolahan sampah tepat guna yang mudah di lakukan oleh ibu-ibu rumah tangga. Pada awalnya saya mencoba sampah dapur yang diletakan di tabung selama satu minggu ditambah cairan bioaktivator. Lalu sampah dipotong-potong dan sisa makanan dicuci untuk menghindari lemak. Hasil percobaan ternyata hasilnya bagus,” ujarnya.(hms)

Print Friendly, PDF & Email