oleh

Ini Kata Legislator Senayan Soal Medsos dan Bullying Dunia Maya

image_pdfimage_print

Kabar6-Media sosial (medsos) bisa digunakan secara positif maupun negatif, tergantung keinginan pemilik akun tersebut. Penggunaannya kini sudah memasuki semua lapisan, mulai anak-anak hingga orang tua.

Kresna Dewanata Phrosakh, anggota Komisi 1 DPR menerangkan bahwa, medsos harus digunakan secara bijak dan positif, agar tidak menimbulkan dampak negatif, seperti bullying, pembunuhan karakter, bahkan penyebaran rumor yang tidak baik.

“Saya mengamati salah satu bentuk kekerasan online yaitu cyber hacking. Hacker memiliki tujuan untuk mengambil akun media sosial kemudian merusak data yang ada di dalam media sosial kita dan menyebarkan info yang tidak benar,” kata Kresna Dewanata Phrosakh, anggota Komisi 1 DPR-RI, dalam rilisnya, Kamis (31/03/2022)

Dalam webinar bertajuk Ngobrol bareng Legislator; Peran Media Sosial Dalam Memberantas Kekerasan Online yang digelar Rabu, 30 Maret 2022 itu, Kresna menerangkan bahwa banyak akun media sosial yang digunakan tidak semestinya akibat dari adanya peretasan. Selain itu, terdapat juga akun-akun media sosial yang mendoktrinasi orang-orang untuk melakukan tindakan radikal.

“Anak-anak muda pun tak luput dari isu-isu ataupun upaya cuci otak sehingga mereka tertarik dengan hal-hal yang radikal,” terangnya.

Dirjen Aptika Kemkominfo, Samuel A. Pangerapan mengatakan, penggunaan internet akan menimbulkan beberapa resiko, seperti penipuan online, hoax, cyber bullying, dan konten-konten negatif lainnya.

Oleh karena itu, penggunaan internet perlu dibantu dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni agar masyarakat dapat memanfaatkan dengan produktif, bijak, dan tepat guna.

Berdasarkan data yang diperoleh Fajar Nursahid, ada sekitar 171 juta pengguna sosial media di Indonesia sehingga sekarang sangatlah mudah untuk saling terkoneksi dalam dunia maya.

“Menurut saya media sosial merupakan sesuatu yang serba ada, tidak kenal waktu. Betapa kita menjadikan media sosial menjadi bagian yang tidak bisa lepas dari kehidupan kita,” sambungnya.

**Baca juga: Minyak Goreng Curah Dikemas Pakai Merk, Polda Banten Grebek Pabrik Pemalsu

Terkait dengan kekerasan online, Fajar Nursahid, selaku direktur riset perdana syndicate mengatakan, media sosial menjadi media yang paling berkontribusi dalam terjadinya kekerasan online sehingga memiliki dampak yang serius, membuat tidak nyaman, dapat membahayakan, dan mengganggu mental serta psikis seseorang. Fajar juga menambahkan bahwa saat ini masyarakat masuk dalam era point of no return.

“Masyarakat berkompromi dan beradaptasi tapi juga melakukan adaptasi kultural. Digitalisasi sejatinya merupakan kultur yang baru jadi harus beradaptasi dan memperkuat nilainya. Gunakan seperlunya untuk menunjang produktivitas sehingga media sosial jadi lebih bermanfaat,” pungkas Fajar (Dhi)

Print Friendly, PDF & Email