oleh

Ini Gejala dan Pengobatan Penyakit Asma Ala RSU Tangsel

image_pdfimage_print
Dokter spesialis paru RSU Tangsel, Dr. Dedi Novizar. Sp.P‎.(yud)

Kabar6-Sebagai salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia, membuat penyakit asma menjadi salah satu penyakit yang patut di waspadai.

Dalam rangka memperingati “Hari Asma Sedunia 2016”, kenali gejala dan tips pengobatan penyakit asma, agar kita bisa melakukan pencegahan dini dari penyakit yang menyerang sistem pernapasan ini.

Dokter spesialis paru, Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangerang Selatan, Dedi Nofizar mengatakan, penyakit asma menyebabkan terganggunya peradangan pada sistem pernapasan.

Peradangan yang terjadi menyebabkan penyempitan saluran napas yang mengakibatkan penderita asma mengalami sesak napas.

“Selalu ada (kemungkinan menyerang setiap orang), sangat berkaitan dengan faktor pencetus yang dipengaruhi oleh cuaca pancaroba. Biasa diakhir dan awal tahun,” kata Dedi kepada awak media di ruangan prakteknya, Selasa (3/5/2016).

Dedi mengutarakan, untuk itu sebelum penyakit ini benar-benar terjadi dan menjangkiti Anda atau keluarga, kenali tanda dan gejala penyakit asma ini agar Anda bisa melakukan pencegahan dini terhadap penyakit asma ini. Tanda dan gejala penyakit asma perlu dikenali.

Dokter spesialis paru RSU Tangsel perlihatkan rontgen.(yud)

Seperti, sering batuk terutama pada malam hari, sesak napas, merasa sangat lelah atau lemah saat berolahraga, mengi atau batuk setelah berolahraga, merasa lelah, mudah marah, kesal atau murung tanpa alasan yang jelas, mengalami alergi dingin atau bersin,batuk, pilek, hidung tersumbat, sakit tenggorokan dan sakit kepala, dan kesulitan tidur.

Waspadai jika telah menunjukkan tanda dan gejala seperti di atas. Jika telah menunjukkan tanda dan gejala di atas, segera lakukan pengobatan. Sebab jika terus dibiarkan penyakit asma bisa bertambah parah.

Bahkan bisa menjadi asma kronis (menahun) dan menjadi serangan asma yang bisa kambuh kapan saja dan dimana saja yang bisa mengancam keselamatan Anda.

“Kenali dulu pencetusnya, dan masing-masing orang berbeda-beda. Masalah emosi juga bisa menjadi pencetusnya,” utara Dedi.

Pada dasarnya pengobatan bagi penderita asma dibagi menjadi dua. Yaitu, pengobatan rutin atau pengontrol asma. obat jenis ini harus digunakan setiap hari untuk mencegah kambuhnya serangan asma dan mencegah bertambah beratnya penyakit.

Pengobatan saat serangan atau pelega napas. Obat jenis ini harus segera digunakan bila timbul tanda tanda serangan asma dini, seperti batuk, sesak, rasa berat didada atau penurunan fungsi paru. Penggunaan obat ini dapat mencegah timbulnya serangan asma yang berat.

Bila serangan asma timbul dengan derajat berat dapat sampai menimbulkan kematian, sedangkan bila segera diatasi asma tidak mengganggu aktiviti dan produktiviti. Penderita asma dapat hidup normal layaknya orang yang tidak menderita asma.

Obat asma terdapat dalam berbagai macam bentuk antara lain: tablet, sirup puyer racikan atau injeksi. Dari hasil penelitian kedokteran, obat asma dibuat dalam bentuk inhaler agar obat dapat langsung bekerja pada sasaran yaitu saluran napas, karena gangguan pada penyakit asma yang utama adalah pada saluran napas, dimana terdapat radang kronik dengan pengerutan saluran dan sumbatan oleh dahak yang lengket.

Dengan bentuk inhaler/hirup manfaat obat dapat langsung segera dirasakan, sesak menjadi berkurang dalam 5-10 menit. Selain itu keunggulan lain dari obat inhaler adalah obat ini menggunakan dosis yang sangat kecil (dalam microgram) sehingga efek samping obat dapat dihindari.

“Pencegahan dengan menghindari faktor pencetus. Siap engan obat, kalau hal-hal lain bisa dimodifikasi dengan pencegahan. Poli asma di RSU Tangerang Selatan ini juga banyak ‎menyiapkan obat-obat,” katanya.

Menurutnya, poli paru di RSU Kota Tangsel beroperasi setiap Senin hingga Jum’at mulai pukul 08.00 sampai 15.00 WIB. Dari lima hari praktek ada tiga dokter spesialis paru yang siap melayani pasien.

“Karena berjenjang, artinya tidak semua pasien dilayani di RSU tapi banyak juga yang berobat ke puskemas di tujuh wilayah kecamatan di Tangerang Selatan. Kunjungan pasien 10-15 orang rata-rata per hari,” tambah Dedi.(adv)

Print Friendly, PDF & Email