oleh

Ini Cerita Ibu Kandung Pelaku Vandalisme di Pasar Kemis

image_pdfimage_print

Kabar6-Eko Astuti, ibu kandung tersangka aksi vandalisme di Mushola Darussalam, Perumahan Villa Tangerang Elok, Kelurahan Kuta Jaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang mengatakan bahwa sehari sebelum kejadian, Satrio (18) mengalami kegelisahan.

Eko Astuti yang ditemui dikediamannya di Villa Tangerang Elok Blok B 07, RT 05 RW 08 Nomor 41A, Kelurahaan Kuta Jaya, Kecamatan Pasar Kemis menuturkan, lima hari sebelum anaknya tersebut selalu gelisah dan tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Pada Senin (28/9/2020), lanjut Eko, dirinya menemani Satrio hingga larut malam dan baru baru dini hari anaknya tersebut pindah ke kamarnya sendiri.

“Jadi, malam hari sebelum kejadian, Satrio itu tidak bisa tidur sampai jam 12 malam. Saya tidak tahu kenapa Satrio tidak bisa tidur, nah baru jam setengah dua baru Satrio masuk kamar,” katanya, Sabtu (3/10/2020).

Namun, sekira pukul 04.00 WIB dini hari, Eko mendengar Satrio memukul-mukul tembok kamarnya. Bahkan, suara pukulan itu sampai terdengar hingga kamarnya. Selain menukul tembok, tersangka berteriak-teriak.

“Sambil berteriak, stres nih tidak terurus, Satrio sambil memukul tembok kamarnya,” ujarnya.

Setelah kejadian tersebut, Eko mengaku, tidak memperbolehkan tersangka keluar rumah lantaran khawatir terjadi apa-apa. Namun Selasa (29/9/2020) siang sekira pukul 13.00 WIB, tersangka berhasil keluar rumah. Saat itu dirinya sedang berada di kamar usai salat.

“Saat saya selesai salat dzuhur di kamar, saya mendengar teriakan tetangga, Satrio keluar rumah sambil berteriak,” ujarnya.

Eko menambhkan, setelah mengetahui anaknya keluar rumah, dirinya langsung melakukan pencarian. Namun tidak membuahkan hasil, akhirnya Eko memutuskan pulang ke rumah.
Setelah itu, mulai ramai jamah Musala Darussalam yang menyebutkan terjadi coret-coret atau vandalisme di musala.

**Baca juga:Aksi Vandalisme di Mushola Daarussalam, Ini Sikap MUI Kabupaten Tangerang.

“Saat Satrio pulang, saya sama bapaknya langsung bertanya ke Satrio terkait peristiwa pencoretan di Musala. Tapi Satrio me bapak seuzon saja, nuduh-nuduh, masuk neraka jahanam. Itu ucapanya sambil ketawa-ketawa,” jelasnya.

Tidak lama kemudian, Karjono, ayah kandung Satrio menuturkan, petugas polisi dari Polsek Pasar Kemis datang ke rumahnya didampingi beberapa warga.

“Polisi bertanya dengan nada halus sampai akhirnya dia (Satrio) mengakui semua itu perbuatannya,” pungkasnya. (Vee)

Print Friendly, PDF & Email