oleh

Ini 11 Poin Pertemuan Ulama Dan Cendekiawan Jawa Sumatera di Kesultanan Banten

image_pdfimage_print

Kabar6-Ulama dan cendikiawan muslim menggelar pertemuan di Komplek Kesultanan Banten. Beberapa rekomendasi keluar dari pertemuan tersebut, salahsatunya yakni meminimalkan perbedaan dan memaksimalkan kesamaan di dalam persaudaraan.

“Kami tidak utusan organisasi, ulama mewakili pribadi, yang prihatin atas keadaan umat datang. Jangan bawa baju, jangan bawa embel-embel bendera,” kata Tubagus Fathul Adhim Chatib, tokoh agama dan masyarakat Banten, saat ditemui di komplek Kesultanan Banten, Kota Serang, Senin (21/11/2017).**Baca Juga: Buruh Tolak SK UMK Provinsi Banten.

Pertemuan Jamiyyah Ahlul Halli Wal Aqdi Al Alamiyah ini merupakan kelanjutan dari pertemuan ulama dan cendekiawan muslim ini kepanjangan dari pertemuan ulama se-Dunia yang telah berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) pada 4-8 Desember 2016 lalu.

Dimana menurut Sultan Banten ke-18, Sultan Syarief Muhammad Ash-Shafiuddin, pertemuan itu dilaksanakan salahsatunya untuk menyikapi umat Islam yang semakin disudutkan dengan berbagai macam tudingan.

“Menyikapi berbagai fenomena maupun di dunia saat ini. Ini kita sikapi sebagai umat Islam agar mengikuti garis-garis yang sudah Islam gariskan,” ujarnya.

Hamdan Zoelva, mantan Hakim Mahkamah Konstitusi (MK) yang juga turut hadir berharap pertemuan itu mampu membuat kedamaian bagi seluruh umat manusia di dunia, terutama di Indonesia. Sehingga kemajuan peradaban Nusantara dapat mengejar negara lain di dunia.

Dalam konteks ke Indonesia, pemikiran para ulama dan cendekiawan pasti akan cepat tersampaikan ke tengah masyarakat yang memang lebih banyak mendengarkan petuah dari para ‘Tetua’.

“Suasana damai itu akan melahirkan kreativitas, akan melahirkan kegiatan produktif, sehingga dapat memajukan peradaban,” jelasnya.

Beberapa point rekomendasi dari pertemuan tersebut yakni tidak memusuhi umat di luar Islam, memperjuangkan umat Islam di bidang ekonomi dan perbankan dari sistem riba, lembaga pendidikan harus fokus pada tujuan akademik dan tidak berpolitik praktis.(dhi)

Print Friendly, PDF & Email