oleh

Imbalan Puluhan Juta untuk Responden di AS yang Mau Diinfeksi Virus Flu Babi

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebuah penelitian yang dilakukan National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) ini tergolong unik seklaigus menantang. Para peneliti ingin melakukan riset lanjutan tentang virus influenza A H1N1 (flu babi) secara detail bagaimana virus bekerja sekaligus mengendalikannya.

Hal unik yang dilakukan, melansir MSN, para peneliti butuh responden yang mau diinfeksi dengan virus tersebut. Bukan cuma-cuma, peserta riset bakal diberi imbalan sebesar sekira Rp46 juta.

“Peneliti dari NIAID telah menjadi pelopor dalam uji coba ini,” kata Anthony S. Fauci, MD, Direktur NIAID. “Percobaan ini menggunakan alat yang canggih untuk mempelajari berbagai aspek perkembangan penyakit influenza dan juga dapat membantu secara efisien mengembangkan perawatan dan vaksin baru.”

Para peneliti mengumpulkan 80 orang sukarelawan, dengan rentang usia 18-49 tahun. Mereka kemudian akan menerima semprotan di hidung yang mengandung virus H1N1.

Selanjutnya, para responden sengaja dikarantina selama sepekan di fasilitas rawat inap sampai mereka benar-benar terbebas dari virus tersebut, karena berpotensi menular ke orang lain.

Akibat terinfeksi virus H1N1, para sukarelawan mengalami gejala-gejala seperti batuk, napas tersengal-sengal, serta tubuh menjadi menggigil.

Para ilmuwan kemudian mencari tahu seberapa berkhasiat antibodi flu yang sudah ada sebelumnya dalam mengatasi keparahan gejala flu setiap sukarelawan dan berapa lama gejala tersebut bisa diredam.

Seluruh rangkaian penelitian ini berlangsung di beberapa perguruan tinggi, seperti unit penelitian vaksin University of Maryland, Baltimore, Saint Louis University Center for Vaccine Development di Missouri, Duke University di North Carolina dan Cincinnati Children’s Hospital Medical Center di Ohio.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention) memperkirakan ada 36.400 hingga 61.200 orang meninggal akibat flu di Amerika Serikat dalam rentang waktu antara Oktober 2018 hingga Mei 2019, dan lebih dari setengah juta orang dirawat di rumah sakit.

Flu bisa mematikan ketika ada infeksi lain yang terlibat, yakni saat virusnya memperburuk kondisi kesehatan lain atau ada respons imun yang luar biasa terhadap infeksi. Kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti pneumonia, serangan jantung, dan sepsis.

Meskipun vaksin flu tahunan mudah diberikan, para ilmuwan dan dokter tidak dapat memastikan jenis virus apa yang menonjol setiap musim flu tiba. Cara tersebut masih dianggap sebagai cara terbaik untuk menghindari infeksi dan menghentikan penyebarannya. ** Baca juga: Agar Bentuk Kepala Sempurna, Anak-anak di Korea Pakai ‘Helm’ Selama 23 Jam Tiap Hari

Disebutkan, mereka yang terinfeksi flu dapat mengobatinya dengan obat antivirus untuk mempersingkat durasi dan tingkat keparahannya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email