oleh

IKA Untirta Akan Adakan Forum Diskusi Calon Kepala Daerah Jelang Pilkada Serentak

image_pdfimage_print

Kabar6-Ikatan Alumni Untirta (IKA Untirta) berencanan akan menghadirkan sosok calon kepala daerah yang akan berkompetisi pada gelaran Pilkada serentak di Banten nantinya, melalui forum diskusi terbuka untuk umum secara terpisah.

Hal itu sengaja dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada pemilih dalam mencari tahu kualitas dari masing-masing calon yang akan dipilih nantinya sebelum dicoblos.

Ketua IKA Untirta Banten, Asep Busro mengatakan, dengan begitu, kedepan nantinya IKA Untirta diharapkan bisa turut serta dalam mensukseskan pelaksanaan Pilkada serentak di Provinsi Banten, melalui forum diskusi bersama peningkatan pemahamanan politik masyarakat, dengan menampilkan sosok calon yang akan dipilih nantinya.

Menurutnya, hal itu dikarenakan sampai saat ini masih banyak masyarakat membutuhkan pemahaman politik tentang pentingnya suara yang dimilikinya sebelum mencoblos.

Sisi lain, kata Asep, hal itu menyikapi terus bermunculannya kotak kosong pada sejumlah gelaran Pilkada di Banten kemarin, akibat bergabungnya sejumlah partai pengusung yang memajukan satu pasangan calon, karena diborong oleh petahana.

Akibatnya, lanjut Asep, membuat calon lainnya dari indepanden terpaksa harus mundur, karena tidak memiliki Parpol pengusung, selain berfikiran akan mengeluarkan cost lebih karena harus bekerja sendiri tanpa ada Parpol yang mengusungnya.

“Akibat hal tersebut, menghindari hilangnya calon kepala daerah yang kompeten dan profesional dari sosok independen, karena tidak memiliki Parpol yang mengusungnya. Yang kemungkinan calon independen tadi memiliki potensi dan kualitas bagus, namun harus hilang kemudian digantikan kotak kosong. Sehingga diperlukannya pemahaman tersebut kepada masyarakat yang akan memilihnya nanti,” kata Asep, Selasa (27/8/2019).

Dirinya juga menilai, sampai saat ini masih banyak pemilih yang ikut-ikutan, berdasarkan pilihannya tokoh masyarakat di daerahnya masing-masing. Yang padahal, kata Asep, seharusnya hal tersebut tidak terjadi.

Asep mencontohkan pada gelaran pilkada Kabupaten Lebak beberapa waktu lalu, jumlah pemilih kota kosong angkanya justeru melebihi dari pasangan calon lainnya.

Menurutnya, hal itu membuktikan pilihan masyarakat tidak tersalurkan sesuai keinginannya masing-masing karena tidak ada pilihan lain selain harus memilih kotang kosong.

Sebelumnya, Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Banten, Lili Romli mengatakan, iklim demokrasi yangbterjadi justeru kondisinya terus mengalami kemunduran.

Hal itu menyikapi terus bermunculannya kotak kosong pada gelaran Pilkada di sejumlah daerah di Provinsi Banten kemarin.

“Demokrasi kita, bukannya makin maju, justeru malah mundur,” kata Lili.

Menurutnya, ciri jalannya demokrasi di suatu daerah yang melaksanakan Pilkada, seharusnya bisa menampilkan kontestan agar bisa dipilih oleh masyarakat, minimial sedikitnya dua orang bahkan lebih agar bisa dipilih masyarakat.

Tidak seperti terjadi seperti selama ini, kerap muncul lawan kotak kosong saat Pilkada. seperti terjadi di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kabupaten Lebak.

“Kalau satu kan bukan kontestan. Seharusnya ada kontestasi, minimal ada dua atau lebih,” katanya.

Dengan lahirnya calon kepala daerah lebih dari satu orang tadi, diharapkan bisa menjadi opsi pilihan bagi masyarakat, dalam menentukan calon pimpinannya kedepan, berdasarkan penilaiannya masing-masing.

“Seharusnya minimal dua, Pertama ada kontestan, kalau satunkan bukan kontestan. Sehingga masyarakat diberikan pilihan-pilihan mana yang baik dianyaranya,” bebernya.

Selain itu, lanjit Lili, demokrasi juga seharusnya busa menghadirkan kompetisi.

Sebelumnya, dirinya juga pernah menuliskan mengenai kemunduran demokrasi di Banten, akibat 3 Kabupaten dan Kota yang sebelumnya pernah melaksanakan Pilkada justeru diisi oleh lawan dari kotak kosong.**Baca juga: WH Perintahkan DPU Banten Kebut Pekerjaan Kontruksi Jalan dan Jembatan.

“Seperti tidak ada kandidat saja,” tandasnya.(Den)

Print Friendly, PDF & Email