oleh

IDI Banten Sesalkan Pernyataan Menteri Nila

image_pdfimage_print

Kabar6-Pernyataan terbuka yang disampaikan Menteri Kesehatan, Nila Djuwita F Moeloek atas meninggal dokter muda Dionisius Giri Samudra alias Andra (24), saat bertugas di Dobo, daerah pedalaman Kepulauan Aru, Maluku, sangat disesalkan.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Banten, dalam waktu dekat akan melayangkan surat resmi kepada Menteri Nila, untuk mengklarifikasi maksud pernyataannya yang dinilai multitafsir.

Menteri Nila menyatakan, penanganan atas meninggalnya dokter PTT bukan hanya tanggungjawab Kementerian Kesehatan saja, melainkan juga menjadi tanggungjawab lembaga pendidikan tinggi (Dikti) asal, yakni Fakultas Kedokteran Universitas Hassanudin, Makasar.

Pernyataan itu disampaikan Menteri Nila kemarin saat menyambut kedatangan peti jenazah dokter Andra yang diterbangkan dari Tual, Maluku. Menteri Nila beralasan, sebab dokter Andra belum sepenuhnya menjadi dokter karena statusnya masih belajar.

“Maksud dan dasar dari pernyataannya itu apa. Dan kalau sudah begini siapa yang mesti bertanggung jawab,” kata anggota Biro Hukum, Pembinaan dan Pembelaan IDI Banten, Hadiwijaya kepada wartawan ditemui di rumah duka perumahan Pamulang Indah, Jalan Cempaka Blok B6-5, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), kemarin.

Menurut Hadi, kalau program interensif yang tengah dijalani almarhum sudah menjadi bagian dari organisasi perkumpulan profesi dokter. Permasalahan waktu tempuh interensif itu, mau satu tahun dalam pematangan itu, diserahkan kepada pemerintah yang mengaturnya.

Jangan sampai keadaannya saat ini pihak fakultas dimana tempat almarhum mengajar sudah lepas tanggungjawab. Akibat merasa sudah mewisuda lulusannya, namun pihak Kemenkes juga lepas. **Baca juga: Diduga Jatuh dari Kasur, Pasien RSU Meninggal Dunia.

“Sekarang jadi ada kontradiksi, fakultas lepas Kemenkes juga lepas. Sekarang kalau Dikti masih harus tanggung jawab,” ujarnya.

Sedangkan saat ini yang terjadi di lapangan, keselamatan untuk para dokter muda di pedalaman itu memang perlu diperhatikan. Kalau sudah ada pelemparan tanggungjawab seperti ini, IDI pun sangat menyayangkannya.

“Mau enggak Dikti nambah lagi pengaturan untuk berapa SKS (Sistem Kredit Semester) yang harus ditempuh seorang dokter muda menjalani internsif,” tambah Hadi.

Sejumlah rekan sejawat dokter Andra turut hadir di rumah duka untuk mengucapkan belasungkawa dan memberikan penghormatan terakhir kepada alumnus SMA Gonzaga Jakarta, itu. Mayoritas diantara dokter yang Melayat mengenakan pita hitam dibagian dada sebelah kiri.(yud)

 

Print Friendly, PDF & Email