oleh

IDI Banten Artikan Beda Hasil Tes Covid-19 Calon Petahana Cilegon Ratu Ati

image_pdfimage_print

Kabar6- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banten, Budi Suhendar mengartikan hasil tes positif dan negatif Covid-19 pada calon petahana Cilegon, Ratu Ati Marliati.

Budi memastikan proses pengambilan swab dan pemeriksaan PCT oleh tim medis pemeriksaan kesehatan calon kepala daerah (Cakada) Kota Cilegon sudah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).

Secara medis, virus Corona bisa saja sudah berada di tubuh Ratu Ati namun jumlahnya masih sedikit. Sehingga hasil test PCR pada Senin ( 7/9/2020), Ratu Ati dinyatakan positif Corona oleh tim medis pemeriksa kesehatan cakada.

Kemudian Ratu Ati membawa bukti test PCR mandiri dari RS Siloam dan RSKM, pada Selasa (8/9/2020), yang menunjukkan negatif Covid-19.

Hasil yang berbeda ini kemudian menimbulkan polemik, terutama massa pendukung Ratu Ati Marliati (RAM) yang berkumpul disekitar RSUD Cilegon kemarin, Rabu (9/9/2020).

“Hasil pemeriksaan positif dan negatif dalam waktu dekat itu bisa terjadi. Semua punya makna, jadi kita bisa lakukan analisis kedokteran. Dimaknai bahwa individu yang mendapat hasil seperti itu, terpapar Covid-19 tapi belum dalam jumlah besar. Sehingga tampilan luarnya belum mengalami gejala Covid-19, bukan berarti dia tidak memiliki virus Covid-19,” kata Ketua IDI Banten, Budi Suhendar, ditemui di RSUD Cilegon, Kamis (10/9/2020).

Karena dalam massa pandemi Covid-19, tim kesehatan memutuskan untuk mengambil sikap dengan mengutamakan hasil positif Corona. Hal ini dilakukan untuk mecegah penularan yang lebih luas lagi, mengingat Ratu Ati Marliati menjabat sebagai Wakil Wali Kota Cilegon aktif sekaligus calon incumbent.

Menurut peraturan yang berlaku, dalam pelaksanaan pilkada, penyelenggara pemilu bersama IDI menetapkan satu rumah sakit untuk pengecekkan kesehatan. Kemudian seluruh cakada menyepakati tidak akan membuat atau mencari data kesehatan pembanding di luar rumah sakit yang sudah ditunjuk.

“Karena hasil PCR yang di ambil yang memiliki keutamaan dalam pencegahan, makanya di ambil yang positifnya. Itu mengenai penyelenggaraan pilkada ini. Hasil (PCR) yang di ambil adalah yang dilakukan oleh tim pemeriksaan, yang diambil yang ditanda tangani (Cakada) dan tidak ada pembandingnya,” terangnya.

Ketua tim pemeriksaan kesehatan para Cakra, dr Didit Pratikno memastikan hasil test PCR kalau Ratu Ati Marliati memang benar positif Covid-19. Sample lendir atau swab dilakukan oleh dokter spesialis THT yang juga tergabung ke dalam tim medis pemeriksa kesehatan.

“Berdasarkan data pemeriksaan benar (positif Corona). Tanggal 07 dilakukan test swab PCR, hasilnya malam hari, besok nya kita lapor ke KPU dengan bersurat. Pengambilan sampel dilakukan di RSUD Cilegon oleh dokter spesialis THT,” kata ketua tim pemeriksa kesehatan, dr Didit Pratikno, ditempat yang sama, Kamis (10/9/2020).

**Baca juga: KPU Cilegon Kurang Tegas Sikapi Status Covid-19 Petahana Ratu Ati.

Kemudian menurut dokter spesialis paru yang juga anggota tim pemeriksa kesehatan, sesuai keilmuan dan protokol kesehatan, pasien terkonfirmasi positif, harus melakukan pengobatan dan isolasi atau karantina. Agar virus itu tidak menular ke orang lain yang bersinggungan dengan pasien.

“Saat pandemi kita mengambil (hasil test PCR) yang positif, berdasarkan alat ada benar dan salah. Untuk mencegah hal terburuk, sesuai keilmuan, harus di isolasi,” kata dokter spesialis paru, dr Rizky, ditempat yang sama, Kamis (10/9/2020).(Dhi)

Print Friendly, PDF & Email