oleh

Hipertindo: Pemerintah Gegabah Bebaskan Importir Pasok Kedelai

image_pdfimage_print

Kabar6-Kebijakan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan yang akan mengubah aturan memberikan keleluasaan importir kedelai disambut dingin. Langkah tersebut justru akan semakin mencekik para petani kedelai diberbagai daerah karena harus bersaing dengan produk impor.

Demikian disampaikan Sekjen Himpunan Pengrajin Tahu Tempe Indonesia (Hipertindo), Johanda Fadil saat dihubungi kabar6.com, Kamis (19/9/2013).

“Itu keputusan instan. Makin banyak importir masuk berarti mematikan petani kedelai lokal,” terangnya.

Menurut Fadil, saat ini ada sebanyak 19 perusahaan importir kedelai yang telah memiliki kuota terbatas untuk boleh mendatangkan bahan pangan tersebut dari luar negeri. Tapi praktek yang terjadi dilapangan justru malah serampangan.

Ia mensinyalir, dalam satu perusahaan importir memiliki sekitar 4 anak usaha yang bergerak dibidang sejenis.

Kondisi itulah yang menyebabkan tumbuh ‘kartel terselubung’ kedelai impor menjadi semaunya dalam menggerakan roda bisnis.

“Pemerintah gegabah ketika menggantikan PP Nomor 25 dan dicabut menjadi Kep 45 Tahun 2013. Peraturan impor inilah yang menyebabkan harga kedelain jadi mahal,” ketusnya.

Kondisi ini, tambah Fadil, membuat jumlah ketersediaan kedelai dalam negeri menjadi tak menentu.

Padahal, komoditas kedelai banyak dibutuhkan pelaku usaha domestik, yakni untuk pembuatan susu kedelai, kecap dan sebagainya selain membuat tahu dan tempe.

“Kita lihat saja (regulasi terbaru Gita Wirjawan), kalau pesimis juga terlalu dini. Meski sebenarnya langkah pemerintah itu akan semakin mematikan para petani kedelai nasional,” tambah Fadil.(yud)

Print Friendly, PDF & Email