oleh

Hati-hati, Bertengkar dengan Pasangan Bisa Picu Penyakit

image_pdfimage_print

Kabar6-Setiap hubungan selalu mengalami pasang surut alias tidak selalu mulus. Konflik dapat mewarnai setiap hubungan, baik itu yang masih seumur jagung atau yang sudah berjalan lama.

Namun jika perdebatan dibiarkan kepanjangan tanpa jalan keluar, dapat memunculkan stres, depresi, dan gangguan kesehatan lain pada kedua pasangan. Orang tersebut dapat mengalami gangguan kecemasan, gangguan panik, dan fobia sosial.

Hubungan yang tidak sehat, melansir klikdokter, juga berisiko memicu gangguan makan, perilaku agresif, dan bisa juga mengakibatkan cedera fisik yang signifikan. Hal ini bisa terjadi bila pasangan melakukan kekerasan fisik, misalnya dengan menampar atau memukul. Di sisi lain, pertengkaran akan menciptakan kondisi negatif ketika orang tersebut mencari pelarian yang buruk, misalnya mengonsumsi alkohol atau merokok sebagai cara untuk menenangkan diri.

Sebuah penelitian terbaru dari The Ohio State University menemukan, ketika pasangan menikah sering beradu argumen, mereka lebih mungkin terkena usus bocor. Kondisi ini terjadi ketika bakteri-bakteri lepas ke dalam darah, sehingga meningkatkan peradangan dalam tubuh yang kemudian memicu berbagai penyakit.

“Peradangan kronis dalam tubuh dapat berujung pada berbagai masalah kesehatan. Makin ke sini, kami melihat bahwa peradangan berkaitan dengan penyakit kardiovaskular, diabetes, dan artritis,” jelas Janice Kiecolt-Glaser, PhD, direktur Institute for Behavioral Medicine Research di The Ohio State University dan penulis utama studi.

Hal itu disetujui oleh Patrick Wanis, PhD, ahli perilaku manusia terkenal asal Amerika Serikat. Dikatakan, stres memang dapat mengembangkan penyakit. “Kami telah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa stres memicu kelelahan, insomnia, kecemasan, dan itu dapat memengaruhi saluran pencernaan,” urainya. Lebih lanjut dijelaskan, stres dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke.

Wanis juga memiliki teorinya yang lain. Disebutkan, manusia didesain untuk sebuah ikatan dan bersosialisasi. Karena itu, bila hubungan Anda dengan orang lain sedang tidak seimbang, fungsi-fungsi tubuh Anda dengan sendirinya juga tidak seimbang.

“Hal yang penting di sini bukan argumennya, tapi bagaimana cara Anda berargumen dan bagaimana Anda menyelesaikannya. Argumen tidak menghancurkan hubungan. Cara mereka berargumen lah yang bisa merusak hubungan,” kata Wanis. ** Baca juga: Jangan Salah Pilih, 4 Mitos Diet yang Tidak Tepat

Pastikan pertengkaran yang terjadi di antara Anda dan pasangan tidak berlarut-larut demi kesehatan. Selesaikan setiap konflik lewat komunikasi yang baik dan terarah.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email