oleh

Hasil Studi Sebutkan, Kesepian Sama Mematikannya dengan Merokok 15 Batang Sehari

image_pdfimage_print

Kabar6-Kesepian dan kesendirian seringkali diartikan sama. Kesepian berbeda dengan menyendiri, karena merujuk pada perasaan terisolasi seperti emosi orang yang dibuang.

Emosi dari kesepian ini berkontribusi besar dalam penurunan kebahagiaan individu. Sebuah studi yang diterbitkan oleh US National Library of Medicine National Institutes of Health, melansir tirto.id, menemukan bahwa kesepian sama mematikannya dengan merokok 15 batang per hari. Seseorang yang mengalami kesepian tidak memiliki siapa pun bersamanya.

Nah, kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko adanya disfungsi biologis, tekanan psikologis, dan masalah perilaku. Studi yang dilakukan melibatkan lebih dari 300 ribu orang dewasa.

Hasilnya, orang yang kesepian 50 persen lebih mungkin meninggal sebelum waktunya daripada mereka dengan hubungan sosial yang sehat. Profesor Julianne Holt Lunstad, Ph.D., yang terlibat dalam penelitian ini mengungkapkan, angka tersebut sangat memprihatinkan.

“Banyak negara di seluruh dunia sekarang menyarankan kita untuk bertarung menghadapi ‘epidemi kesepian’,” katanya.

Selain itu, kesepian juga bisa berpotensi depresi di usia tua yang dapat memicu pikiran-pikiran bunuh diri, alzheimer, dan demensia. Kesepian dapat mengurangi kekebalan tubuh dan masalah kardiovaskuler seseorang yang dapat menyebabkan risiko seseorang terjangkit penyakit kronis seperti jantung.

Pada usia lanjut (60 tahun ke atas) kesepian bahkan berevolusi menjadi sebuah penyakit. Ini tentu menjadi lebih berbahaya mengingat orangtua adalah pihak yang paling rentan mengalaminya.

Sebuah survei yang dilakukan oleh American Association of Retired Person (AARP) menemukan, 35 persen orang dewasa berusia 45 tahun dan lebih tua dapat dikategorikan kesepian. Pikiran negatif menjadi salah satu penyebab utama seseorang mengalami kesepian.

Ini disebabkan, kebanyakan dari orang-orang yang kesepian lebih memperhatikan sisi negatif dari interasksi sosial seperti sikap ketidaksetujuan atau kritikan yang ditujukan orang lain kepadanya.

Mereka cenderung mengingat hal-hal negatif yang terjadi selama pertemuan dengan orang lain ketimbang hal-hal positif, mengarah pada keputusasaan yang menyebabkan seseorang tidak mengharapkan hal-hal baik berjalan baginya.

Setiap kali merasa cemas dalam sebuah pertemuan sosial, mereka akan fokus pada sesuatu yang salah seperti apakah mereka telah membuat kesan yang buruk. Banyak peneliti percaya, kesepian adalah hasil dari kurangnya keterampilan interpersonal seseorang dalam memelihara hubungan.

Profesor Lunstad memasukkan keterampilan sosial dalam kurikulum anak sekolah atau menyertakan kondisi keterhubungan sosial dalam skrining medis merupakan sedikit cara yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi meningkatnya kasus kesepian. ** Baca juga: 5 Tanda yang Tunjukkan Tubuh Kekurangan Protein

Meningkatkan keterampilan sosial bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti berlatih untuk tidak canggung dalam menerima telepon, memberi dan menerima pujian, hingga berkomunikasi secara positif secara non verbal.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email