oleh

Hari Guru Nasional, Ini Kesan dan Pesan Moral Pendidik di Tangsel

image_pdfimage_print

Kabar6-Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru. Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku. Koor paduan suara yang menyanyikan lagu Hymne Guru pasti membuat pendengarnya merinding karena mengenang profesi yang dijuluki ‘Pahlawan Tanpa Jasa’ tersebut.

“Yang pasti Allah takdirkan itu. Di dalam tubuh daya saya juga mengalir darah guru,” ungkap Sri Uswati, Kepala MTs Daarul Hikmah usai upacara peringatan Hari Guru Nasional ditemui kabar6.com di Pamulang Barat, Kecamatan Pamulang, (Senin, 25/11/2019).

Ia menceritakan riwayat profesi yang ditekuni di MTs hingga sekarang sejak dari 1993. Sebelumnya ia mengajar di Madrasah Diniyah.

Sri bilang mengawali karirnya sebagai tenaga pengajar di Taman Kanan-kanak karena dirinya lulusan Pendidikan Guru Aagama jurusan TK. Dari TK sorenya ia nyambi juga mengajar ke Madrasah Diniyah, pernah di Madrasah Aliyah juga, hingga akhirnya sejak 1993 Sri berkomitmen di Madrasah Tsanawiyah hingga sekarang.

“Seingat saya 1993 sudah di sini sampai sekarang. Terus di kepala saya juga tidak ada pekerjaan lain yang terpikirkan oleh saya selain menjadi guru,” katanya.

Apa suka dan duka selama menggeluti profesi sebagai guru?. Sri secara lugas dan tegas menyatakab suka. Suka duka pasti tapi dirinya menikmati semua proses. Anak-anak peserta didim dengan beragam problematikanya.

Ia merasa sangat menikmati ketika mencoba memahami sosok peserta didik. Mencoba untuk menyelami ketika berlaku A ini sebetulnya ada apa sifat A-nya. Ketika berhasil masuk ke dalam kehidupan mereka kemudian bisa mendengarkan cerita kemudian bisa melihat dia sebagai secara manusia utuh, bukan hanya hubungan antara guru dengan murid.

“Bagaimana kita memanusiakan manusia. Selalu ada kerinduan kalau lagi enggak ada mereka. Apapun masalahnya,” ujar Sri.

Pesan moril apa yang ingin disampaikan kepada rekan-rekan sejawatnya, sekarang dan masa mendatang?. Sri mengutarakan, selain guru itu pilihan. Tapi mensyukuri menjadi guru itu yang mungkin perlu terus kita motivasi.

Bersyukur seperti dalam Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)

“Allah akan tambah. Karena ketika kita bersyukur menjadi guru apapun yang terjadi dengan kehidupan guru kita akan selalu siap,” papar Sri.

Mungkin banyak orang yang berteriak tentang bagaimana kesejahteraan honorer. Tapi sesungguhnya ia yakin dan percaya guru-guru dimanapun dia berada itu hanya menjadi bagian terkecil dari apa yang diinginkan. Sri berujar, karena sesungguhnya bukan itu.” Itu hanya menjadi sisi manusiawi lah,” utaranya.

Guru juga punya kehidupan, keluarga dan segala macam yang harus menjadi tanggung jawab mereka. Tapi jauh dilubuk hati mereka saya yakin dan sangat percaya bahwa guru-guru itu makhluk yang sangat luar biasa.

Pesan moril untuk seluruh peserta didik di Indonesia?. Mereka harus yakin bahwa guru yang dihadapi itu adalah orang-orang yang mencintai dengan rasa tulus. Kalau pun guru punya cara yang sedikit berbeda, bagaimana cara mereka mengajar punya tujuan mulia agar menjadi generasi anak-anak lebih baik dari para gurunya.

**Baca juga: Hari Guru Nasional, Murid SDN di Tangsel Ikuti Prosesi Sungkeman.

Ia juga menyakini pemerinrah daerah juga ini menjadi bahan pemikiran. Tetapi perlu realisasi dari pemikiran-pemikiran serta gagasan yang digaungkan.

“Jadi kami para guru percaya dan yakin pemerintah pasti memikirkan kami. Cuma mereka mungkin sampai saat ini sedang berupaya mencari cara terbaik supaya keinginan para guru itu bisa direalisasikan,” harap Sri.

Terima kasihku guru. Demikian lirik lagu yang juga dibawakan oleh paduan suara disambut tepuk tangan ratusan murid peserta upacara.(yud)

Print Friendly, PDF & Email