oleh

Gay di Kota Sodom dan Gomorah

image_pdfimage_print

Seorang mahasiswa dari salah kampus di Ciledug, Tangerang, berusia 20 tahun adalah penari telanjang atau stripper dalam pesta seks bersama 144 pria bertema ‘The Wild One’, alias pesta prostitusi bagi sesama kaum lelaki di Fitnes Spa Ruko PT AJ kompleks Permata Blok B 15-16, Kelurahan Kelapa Gading Barat RT 15/03, Jakarta Utara, Minggu (21/5/2017).

Peristiwa pesta seks sesama kaum lelaki seperti ini, mengingatkan saya pada kisah yang pernah terjadi 4000 tahun lalu, tentang musnahnya dua kota yang dihuni kaum gay, yakni Sodom dan Gomora dan ditulis dalam kitab Kejadian Alkitab Ibrani, Injil Perjanjian Lama serta dalam kitab suci Al-Quran.

“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu (terjungkir-balik sehingga) yang di atas ke bawah, dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS Huud : 82).

Karena dosa penduduk Sodom dan Gomora, Tuhan menurunkan hujan belerang dan api diatas kota Sodom dan Gomora dari langit. Dijungkirbalikkan-Nyalah kota-kota itu dan juga lembah Yordan dan semua penduduk kota-kota serta tumbuh-tumbuhan di tanah.” (Kejadian 19:24-25).Mereka menjadi bersinonim dengan dosa besar yang tak terampuni, yang menjatuhkan mereka ke dalam kemusnahan akibat murka Allah (Yudas 1:7).

Sebelumnya isu Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) frekwensinya memang semakin meningkat dengan dalih Hak Azasi Manusia, dan bahkan mendapat dukungan dengan munculnya lembaga konseling Support Group and Resource Center on Sexuality Studies (SGRC) di Universitas Indonesia. 

Sudah seberapa banyak sebenarnya kaum ini di Indonesia, menurut catatan Kementerian Kesehatan tak ada data baru, namun pada 2012 lalu diperkirakan kaum gay ada 1.095.970 orang yang tersebar di seluruh Indonesia. Dan menurut aktivis hak-hak LGBT Dede Oetomo, setidaknya tiga persen penduduk Indonesia adalah kaum LGBT.

Persoalannya, selain mengundang murka Allah datang, penyebaran virus HIV atau Human Immunodeficiency Virus pada seks anal (sodomi) yang umum dilakukan pasangan gay menjadi lebih cepat. Menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam International Journal of Epidemiology, risiko penularan HIV lewat seks anal lebih besar 18 persen dari penetrasi vagina. Pasalnya, jaringan dan lubrikan alamiah pada anus dan vagina sangat berbeda. Vagina memiliki banyak lapisan yang bisa menahan infeksi virus, sementara anus hanya memiliki satu lapisan tipis saja. Selain itu, anus juga tidak memproduksi lubrikan alami seperti vagina sehingga kemungkinan terjadinya luka atau lecet ketika penetrasi anal dilakukan pun lebih tinggi. Luka inilah yang bisa menyebarkan infeksi HIV.

Infeksi HIV juga bisa terjadi jika ada kontak dengan cairan rektal pada anus. Cairan rektal sangat kaya akan sel imun, sehingga virus HIV mudah melakukan replikasi atau penggandaan diri. Cairan rektal pun menjadi sarang bagi HIV. Maka, jika pasangan yang melakukan penetrasi telah positif mengidap HIV, virus ini akan dengan cepat berpindah pada pasangannya lewat cairan rektal pada anus. Tak seperti vagina, anus tidak memiliki sistem pembersih alami sehingga pencegahan infeksi virus lebih sulit dilakukan oleh tubuh.

Tiga kitab suci dari tiga agama sudah menjelaskan, Allah akan murka jika kamu terus melakukan hubungan sesama jenis, dan secara medis tindakan ini adalah alat penyebar virus HIV yang maha dasyat. 

Tapi kalau masih mau membangkang dan terus melakukannya dengan alasan HAM, tinggal kita tunggu, kapan Allah akan murka dan mengirimkan hujan batu api beserta belerang, menjungkirbalikkan Indonesia, atau anda semua terinveksi HIV dan mati pelan-pelan.(zoelfauzilubis@yahoo.co.id)

 

Print Friendly, PDF & Email