oleh

Gagal Tes Transplantasi Hati, Pasutri Ini Baru Menyadari Putra Mereka Bukan Anak Kandung

image_pdfimage_print

Kabar6-Pasangan suami istri (pasutri) asal Shanghai, Tiongkok, bernama Yao dan Xu tidak pernah menyangka, putra yang dibesarkan sejak puluhan tahun, ternyata bukan anak kandung mereka.

Bagaimana peristiwa ini bisa terjadi? Berawal ketika sang Xu hendak mendonasikan organ hatinya untuk sang putra yang bernama Abin (28). Melansir mirror.co.uk, Abin memang menderita kanker hati stadium akhir, dan harus mendapatkan transplantasi hati. Abin didiagnosis menderita kanker hati stadium akhir pada bulan lalu ketika mulai jatuh sakit pada 17 Februari.

Xu pun membawa Abin ke Rumah Sakit Zhongshan di Shanghai, di mana para ahli mengatakan peluang terbaik bagi Abin adalah dengan transplantasi hati.

Sebagai seorang ibu, Xu yang merasa sehat dan bugar menawarkan organ hati miliknya sebagai donor dan menjalani serangkaian tes. Sayang, tes menunjukkan darahnya tidak cocok dengan Abin.

“Saya kembali ke Jingxi dan melakukan tes DNA tanpa sepengetahuan Abin,” kata Xu. Wanita itu kemudian menjelaskan kalau sepekan sesudah tes, hasil menunjukkan bahwa Abin bukan anak kandungnya.

Xu melahirkan anaknya pada 15 Juni 1992 ketika bekerja di Kota Kaifeng, Provinsi Henan, Tiongkok. Xu pun akhirnya mengetahui bahwa Abin adalah satu dari tiga anak laki-laki yang lahir pada hari yang sama di Rumah Sakit Huaihe, Universitas Henan.

Tiga hari setelah melahirkan, Xu dan Yao diberi anak yang kemudian mereka bawa pulang ke rumah. Sementara anak kandung mereka yang bernama Awu diserahkan kepada pasangan Guo yang tinggal di Henan, Zhumadian.

Xu dan suaminya masih terus menyelidiki kasusnya tanpa memberitahu Abin. Pasutri itu khawatir jika berita tentang kasus mereka akan membuat trauma bagi Abin.

“Ketika saya menghubungi ibu kandung Abin, dia mengatakan kepada saya bahwa dia adalah pembawa (carrier) Hepatitis B. Putranya (Abin) seharusnya diberi vaksin Hepatitis B dosis tinggi tak lama setelah lahir, tetapi malah diberikan pada putra saya (Awu),” jelas Xu.

Alhasil, Abin menderita kanker hati parah pada usia yang masih sangat muda. Ketika Xu melacak putra kandungnya ke Zhumadian, dia melaporkan kejadian itu ke kantor polisi setempat dengan harapan mereka akan membantu menemukan Awu, seperti memberikan petugas rincian nomor identifikasi nasionalnya.

Kemudian diketahui bahwa Awu bekerja di kantor polisi tempat laporan itu diajukan. Awu mengatakan kepada media setempat, “Ketika polisi pertama kali memanggil ayah (non-biologis) saya, dia pikir itu adalah penipuan.”

“Tetapi secara kebetulan, ibu kandung saya melaporkannya ke kantor polisi yang sama tempat saya bekerja. Kolega saya kemudian menelepon saya. Begitulah saya tahu kenyataan yang ada.”

Ditambahkan Awu, “Mereka memanggil saya kembali ke pos untuk verifikasi detail. Di sana saya bertemu ayah kandung saya dan paman saya untuk pertama kalinya. Saya benar-benar bingung. Saya pikir tidak mungkin hal seperti ini terjadi. Sudah lebih dari 20 tahun. Di mana posisi saya saat ini sudah memiliki anak.”

Menurut laporan, hasil tes paternitas Awu kembali keluar pada 21 April lalu, hasilnya mengonfirmasikan bahwa dia memang putra Xu dan Yao. ** Baca juga: Selandia Baru Klaim Mampu Hentikan Penyebaran COVID-19

Sementara itu tidak jelas kapan pasutri Guo berencana untuk mengungkapkan identitas mereka yang sebenarnya kepada putra kandung mereka, Abin.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email