oleh

Fakta Unik Seputar Bahasa dalam Serial Game of Thrones

image_pdfimage_print

Kabar6-Game of Thrones adalah sebuah serial televisi drama fantasi Amerika yang dibuat untuk HBO oleh David Benioff dan D. B. Weiss sebagai showrunner dan penulis utama.

Serial ini adalah adaptasi dari A Song of Ice and Fire, sebuah novel serial fantasi karya George R. R. Martin, yang edisi pertamanya berjudul A Game of Thrones. Difilmkan di sebuah studi Belfast dan lokasi pengambilan gambarnya dilakukan di Irlandia Utara, Malta, Skotlandia, Kroasia, Islandia, Amerika Serikat, Spanyol dan Maroko.

Serial tersebut tayang perdana di HBO di Amerika Serikat pada 17 April 2011, dan musim ketujuh berakhir pada 27 Agustus 2017. Serial ini akan berakhir pada musim kedelapan pada 2018 atau 2019.

David J. Peterson, seorang linguist terkenal, membantu HBO dalam penciptaan bahasa-bahasa yang ada dalam Game of Thrones. Ada banyak variasi dari dialek dan bahasa yang menggambarkan perbedaan antara Westeros dan Essos. Dari belahan Dothraki sampai High Valyrian.

HBO memberikan syarat kepada David agar bahasa-bahasa ini tidak menyulitkan para aktor. Sementara Katrin Sperling, seorang ahli bahasa dari babbel.com, membuat semua keinginan HBO dan David ini terealisasi. Melansir Kincir, berikut sejumlah fakta bahasa-bahasa dalam Game of Thrones:

1. Diciptakan dalam kondisi ‘kepepet’
Bahasa Dothraki diciptakan dalam kondisi yang sebenarnya tidak terlalu ‘mengenakkan’. Dalam novel bikinan George R.R. Martin, varian bahasa sebenarnya tidak ada. Ketika muncul dalam serial TV, HBO meminta ada varian bahasa tersebut.

David Peterson pun direkrut untuk menciptakan dialek dari bahasa Inggris yang akan dipakai oleh bangsa Dotharki. Awalnya, varian bahasa Inggris ini dibikin dengan variasi aksen berat Inggris atau menggunakan suara-suara yang asal. Pada akhirnya, David tidak memilih keduanya dan malah menggunakan bahasa Inggris biasa.

2. Bahasa Dotharki
Bahasa pertama yang diciptakan oleh David adalah bahasa Dothraki. Bahasa ini berasal dari campuran bahasa Arab dan Rusia. Bahasa Dotharki berisi sekira 2.000 kata. Sementara menurut peneliti babbel.com, kata-kata yang digunakan dalam bahasa Dothraki erat kaitannya dengan bahasa Mongol pada masa Ghengis Khan.

3. Bahasa White Walker tidak pernah dipakai
Tim kreatif serial ini sudah menyiapkan bahasa White Walker bila sewaktu-waktu mereka akan berucap satu kalimat penuh. Bahasa ini dikenal dengan sebutan Skroth dan dilafalkan seperti es pecah.

4. High Valyrian
Sebelum ada bahasa Inggris dan lain-lainnya, bahasa Latin menguasai dunia. Bahasa itu menjadi bahasa yang paling banyak diucapkan orang. Namun, setelah masa perang dan perpecahan semua pun berubah. Tidak ada lagi penutur bahasa Latin di dunia.

Sama halnya dengan High Valyrian. Sebelum masa kehancuran bangsa Valyria, High Valyrian banyak diucapkan orang dan menjadi favorit pada masanya. Bahasanya sendiri terdiri dari 5.000 kata dan dibagi berdasarkan empat tata bahasa berdasarkan gender.

5. Sembilan dialek dalam Low Valyrian
Hampir sama dengan High Valyrian, Low Valyrian juga mengalami masa kehancuran. Setelah itu bahasa mereka terpecah ke dalam berbagai dialek di Free Cities of Essos. Menurut David, Jacob Anderson yang main jadi Grey Worm mengucapkan bahasa Low Valyrian lebih baik daripada yang dilakukannya sendiri.

Kadang-kadang David menggunakan Anderson sebagai inspirasi dalam menulis dialog baru dalam Game of Thrones. ** Baca juga: Ada ‘Penghijauan’ di Atap Bis Singapura untuk Kurangi Panas dalam Kendaraan

Keuletan dan keseriusan HBO dan David Peterson dalam menciptakan bahasa baru dan variasi dialeknya memang patut diacungi jempol. Hal ini juga yang membuat Game of Thrones makin unik dan seru untuk diikuti.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email