oleh

Empat Tradisi Unik Pemakaman di Dunia

image_pdfimage_print
Mempersembahkan mayat kepada burung bangkai.(bbs)
Mempersembahkan mayat kepada burung bangkai.(bbs)

Kabar6-Setiap daerah memiliki tata cara pemakaman yang berbeda satu sama lain, sebagai bentuk penghormatan terakhir dari keluarga atau kerabat, teman, sahabt, atau warga sekitar, terhadap orang yang meninggal dunia.

Pada beberapa wilayah, ada kepercayaan bahwa kematian adalah jalan untuk membuka pintu kehidupan lain, bahwa ada kehidupan setelah kematian, sehingga perlu diantarkan sebaik-baiknya.

Sebagian lainnya menghubungkan orang mati dengan dewa-dewa dan langit. Ada pula keyakinan bahwa orang mati akan menjadi arwah yang menetap di Bumi dan menjaga keturunannya.

Ada banyak tradisi pemakaman di berbagai belahan dunia. Dikutip dari Okezone, berikut adalah beberapa tradisi pemakaman unik yang ada:
1. Menari untuk merayakan kematian
Di Madagascar, kematian saudara atau kerabat terdekat justru dirayakan. Mereka akan membongkar makam kerabatnya yang sudah meninggal itu, diganti pakaiannya dengan yang baru lalu menari bersama mereka.

Perayaan ini dilakukan setiap tujuh tahun sekali. Musik-musik didendangkan, daging hewan dikurbankan dan dibagi-bagi sebagai hidangan jamuan bagi para pelayat yang datang. Ritual unik ini disebut Famadihana yang berarti perubahan tulang-tulang.

2. Menggantung jenazah di tempat tinggi
Tradisi di Tiongkok meyakini adanya kehidupan setelah kematian atau sering disebut reinkarnasi. Mereka percaya adanya dewa-dewa, sehingga ketika meninggal diharapkan akan kembali ke langit.

Untuk itu, pada era Dinasti Tang sekira 1.200 tahun yang lalu, orang-orang menggantungkan peti matinya di tempat yang tinggi. Arkeologi menemukan sedikitnya 131 peti mati tergantung di tebing berbatu di Provinsi Hubei.

Selain untuk mendekatkan para jenazah dengan langit tempat asalnya, menaruh mereka di tempat tinggi juga dimaksudkan sebagai rasa hormat. Diwartakan South China Morning Post, memakamkan seseorang di tempat tinggi bahkan dapat menghindarkan mereka dari kemungkinan jasadnya dimakan oleh binatang liar.

Makam gantung juga ditemukan di Provinsi Yunnan, Sichuan, Jiangxi dan Fujian. Suku Tibet dan Mongolia juga dikenal menempatkan orang yang sudah meninggal di daratan yang tinggi, tetapi mereka dimakamkan tanpa perlindungan justru untuk dimakan oleh satwa liar.

Menggantung mayat di tempat tinggi.(indoculture)
Menggantung mayat di tempat tinggi.(indoculture)

3. Mempersembahkan mayat kepada burung bangkai
Masyarakat pribumi Pacific Northwest Coast, Amerika Utara, memiliki cara unik yang dipercaya adalah jalan tercepat untuk mengantarkan mereka kembali ke Bumi.

Jenazah dikumpulkan, lalu dibuang ke satu tempat yang sudah ditentukan di sekitar desanya. Diulas Wonders List, mayat-mayat itu dilemparkan ke lubang yang sama untuk dipersembahkan, alias dibiarkan dimakan oleh hewan liar. Khususnya, mereka pasti akan menjadi kudapan lezat bagi para burung pemakan bangkai.

Mereka yang menjalani tradisi pemakaman seperti ini percaya orang yang sudah meninggal hanya perlu menjalani kehidupan sekali saja, sehingga mereka perlu dihabisi hingga tak bersisa, agar jiwa dan raganya tidak terikat pada apa pun.

Tradisi serupa juga dijalankan oleh Komunitas Parsi di Mumbai, India. Mempersembahkan mayat kepada burung pemakan bangkai biasanya dilakukan oleh penganut kepercayaan Zoroaster.

Komunitas Parsi atau Persia aslinya berasal dari Iran. Pemeluk agama Zoroaster memuja dua dewa utama, yakni Ahura Mazda (Dewa Terang) dan Ahriman (Dewa Kegelapan). Bedanya dengan pribumi yang mendiami Pacific Northwest Coast di Amerika Utara, suku parsi menaruhnya di tempat tinggi agar bisa dimangsa burung pemakan bangkai.

Tujuannya adalah untuk menyingkirkan rupa fisik dari mendiang agar hanya memiliki satu perwujudan. Setiap orang yang meninggal diharapkan hanya menetap dalam wujud spiritualnya. ** Baca juga: Chengyong, Buron Pembunuh Berantai yang Tertangkap Setelah 28 Tahun

Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email