oleh

Ekonomi Masyarakat Babak Belur Picu Malas Pikirkan Politik

image_pdfimage_print

Kabar6-Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno berpandangan pada masa pandemi Covid-19 ini masyarakat cenderung malas berbicara soal politik. Kondisi ini berakibat tingkat partisipasi pemilih dalam Pilkada 2020 diprediksi terjun bebas.

“Jangankan bicara politik, kondisi hidup mereka terancam kok, kondisi ekonomi mereka babak belur,” ungkapnya, Selasa (9/6/2020) kemarin.

Himpitan ekomoni di tengah pandemi Covid-19, menurut Adi, membuat masyarakat tidak peduli terhadap hiruk pikuk pesta demokrasi lima tahunan skala lokal.

Kemudian model kampanye secara virtual membuat masyarakat pemilih menjadi tidak mengetahui visi misi kandidat pasangan calon. Masih banyak yang tidak terjangkau terhadap perkembangan digital.

“Makanya harus ada rekayasa, dari masyarakat untuk berpartisipasi, misalnya e-voting cuman problemnya perangkat siap gak kita itu,” terang Adi.

**Baca juga: BIAK Minta KPK Transparan Usut Kasus di Proyek GIPTI.

Mestinya kalau mau memaksakan pilkada dalam keadaan pandemi memang harus ada rekaya. Adi bilang supaya tingkat partisipasi masyarakat tinggi salah satunya e-voting.

“TPS diperbanyak untuk mengurangi penumpukan, tapi tetap saja orang takut keluar rumah, orang takut menghadiri kerumunan itu takur terpapar corona. Dua hal itu saja yang dipikirkan KPU, bagaimana meningkatkan partisipasi masyarakat,” saran Adi.(yud)

Print Friendly, PDF & Email