oleh

Efektifkah Pakai Masker Kain untuk Hindari Penularan COVID-19?

image_pdfimage_print

Kabar6-Tidak hanya hand sanitizer, saat ini masker sekali pakai juga menjadi barang langka di pasaran. Karena itulah, banyak orang memakai masker kain sebagai alternatif untuk menghindari penularan COVID-19.

Masker kain juga disebut bisa menjadi solusi akibat tingginya harga masker sekali pakai saat ini (surgical mask atau masker N95). Kedua jenis masker tersebut lebih dibutuhkan oleh orang yang sudah telanjur sakit ataupun tenaga medis yang berhadapan langsung dengan pasien COVID-19.

Dalam lingkungan fasilitas kesehatan, masker kain yang dipakai dokter atau perawat hanya untuk melindungi mereka sementara waktu. Masker tersebut setidaknya mencegah tangan mereka untuk menyentuh wajah secara langsung, terutama di bagian hidung dan mulut.

Menurut sebuah penelitian dari Disaster Medicine and Public Health Preparedness pada 2013, melansir Klikdokter, masker kain statusnya kurang efektif ketika digunakan petugas kesehatan yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus seperti flu. Masker kain dianggap terlalu kendur ketika dipakai untuk menutupi hidung dan mulut. Berbeda dengan masker sekali pakai dan masker N95 yang desainnya memang dibuat ketat di wajah, serta bisa mencegah droplet virus menempel masuk.

Hal lain, pada masker kain tidak ada lapisan yang berguna menyaring partikel droplet yang kita hirup. Jadi, ketika digunakan untuk mencegah penyebaran virus, masker kain terasa kurang efektif.

Namun, di situasi wabah virus corona seperti ini, Center for Disease Control and Prevention (CDC) punya pengecualian berbeda untuk penggunaan masker kain. CDC memperbolehkan petugas kesehatan untuk pakai masker kain apabila tidak memiliki pakaian perlengkapan yang memadai. Namun masker kain idealnya harus dipasangkan dengan pelindung wajah.

Masker kain memang selama ini sering diremehkan. Kerap kali dianggap sebagai masker coronavirus. Padahal, masker kain juga memiliki manfaat, lho.

Masker ini tetap berfungsi sebagai barrier (pembatas), sehingga droplet (cairan yang keluar setiap kali seseorang bersin atau batuk) orang lain tidak langsung masuk dan bersentuhan dengan mulut dan hidung kita. Efektivitasnya memang tidak sebaik masker bedah, tapi lebih baik daripada tidak memakai pengaman sama sekali.

Meski masker kain diperbolehkan untuk dipakai, ada beberapa hal yang mesti dilakukan. Apa sajakah itu?

1. Masker kain tidak tahan air. Saat masker kain sudah basah, segera cuci. Itulah mengapa, disarankan Anda juga punya lebih dari satu masker kain, agar supaya ada gantinya saat basah.
2. Meski tidak basah, apabila sudah kotor (benar-benar terkena kotoran), cuci masker tersebut.

3. Cuci menggunakan air dan sabun setiap hari. Gosok secara perlahan, jangan dikucek kencang seperti Anda mengucek baju supaya kain tidak rusak. Bila ingin cepat kering, gunakan hair dryer untuk mengeringkannya.

4. Pilih masker kain dengan permukaan yang tidak punya bulu-bulu halus atau kasar, sebab itu justru bisa bikin hidung gatal dan mengiritasi kulit.

5. Bedakan motif kain bagian dalam dan luar. Kalau motifnya sama, dikhawatirkan Anda ceroboh memasang bagian luar yang sudah terkontaminasi debu ke bagian dalam.

6. Karena biasanya masker kain tidak disimpan dalam kotak atau plastik bersegel seperti masker sekali pakai, simpanlah masker kain di pouch atau dompet kecil yang bersih. ** Baca juga: Bahasa Tubuh yang Menandakan Seseorang Sedang Berbohong

Anda bisa menggunakan masker kain secara bijaksana, tetapi tetap terapkan pola hidup sehat dan bersih, serta rajin mencuci tangan. Hal tersebut dilakukan agar risiko penularan COVID-19 semakin kecil.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email