1

Dr Lukman Gunarto, Penemu Pupuk Hayati Mikroba Berharap ini ke Presiden Prabowo

Kabar6-Pertanian Indonesia sejak 1960 tak lepas dari penggunaan pupuk kimia. Kondisi ini melatarbelakangi Dr Lukman Gunarto, peneliti Mikrobiologi Tanah di Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Badan Litbang Pertanian Bogor ini, menciptakan pupuk hayati yang bisa diaplikasikan ke pertanian, perkebunan di Indonesia.

Riset yang dikenal Pupuk Hayati Mikroba ini membuahkan hasil yang menakjubkan. Pupuk hasil riset  ini  sudah diaplikasikan di berbagai wilayah di Indonesia. Meliputi penanaman tebu perdana menggunakan pupuk hayati pada tahun 2006, panen melimpah di Kabupten Karawang, dan panen sawit di Provinsi Riau, dan2019 panen padi di Bandung yang hasilnya diapresiasi Ridwan Kamil.

“Hasil panen sangat luar biasa dibadingkan menggunakan pupuk kimia, dan lahan pertanian pun semakin subur,”ujar Dr Lukman Gunarto yang ditemui Kabar6  belum lama ini.

**Baca Juga:Kebijakan Ketahanan Pangan yang Salah Arah: Mengorbankan Kemandirian untuk Kepentingan Impor

Menurut pria yang tinggal di Perumahan  kawasan BSD ini, sejak tahun 1960, Indonesia sangat tergantung dengan penggunaan pupuk kimia. Dan, itu tak bisa dilepaskan mengingat pada tahun tersebut pupuk hayati belum muncul dan dikembangkan.

Untuk itu, kata pria yang pernah menjabat sebagai  Direktur Eksekutif, Lembaga Pengembangan Pertanian Organik Indonesia (LP2OI), sudah saatnya pertanian Indonesia menggunakan pupuk hayati mikroba hasil risetnya.

Dr Lukman pun berkisah, bahawa pupuk hayati hasil karya risetnya sudah sempat dijual di pasar bebas dengan merek Golden Harvest yang dipasarkan oleh Perusahan berbasis di RCC yakni Tiens, namun  merek tersebut tidak bertahan lama karena alasan yang tidak bisa ia sebutkan.

Meski sudah dipasarkan Tiens, Pupuk Hayati Mokroba hasil ‘sidik jari’ masih bisa dinikmati segelintir  petani  di wilayah Pulau Jawa dan sebagai wilayah Sumatera dengan merek Biotek.

“Ya dinikamti para petani dengan jangkauan yang terbatas, harapan saya pupuk hayati mikroba ini bisa dipakai oleh para petani di seluruh Indonesia, baik itu petani rakyat, pertanian swasta. Mengingat pupuk ini selain padi, juga bisa dipakai untuk perkembunan tebu, sawit, jagung, bahkan untuk peternakan,”imbuh pria kelahiran Blitar ini optimis.

Ia pun memaparkan hasil pupuk hayati mikroba yang ramah lingkungan dan relatif murah, dan beraroma anggur dan sangat aman.

Hasil panen dengan memakai pupuk ini meningkatkan hasil panen padi sawah yang meningkat. Enam tahun lalu uji coba pemakaian pupuk hayati mikroba sudah dilakukan di Jawa Barat.

Harapan beliau dengan teknologi temuannya ini dapat menjadi manfaat bagi petani di Indonesia dan memberikan pencerahan bagi petani mengenai pertanian yang relatif murah dan ramah lingkungan.

Harapan untuk Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto

Beberapa bulan kedepan republik ini dipimpin presiden terpilih Probowo Subianto, Dr Lukman berharap  pupuk hayati mikroba risetnya bisa diproduksi secara massal sehingga bisa dipakai  untuk lahan pertanian, perkebunan di Indonesia. Siapa  pun yang akan memproduksi pupuk berbahan cair ‘sidik jari’nya bisa membawakan kemakmuran bagi petani, hasil panen dengan meggunakan pupuk hayati mikroba sudah terbukti hasilnya.

Produksi pertanian Indonesia bisa berlimpah, dan waktu panen para petani bahagia karena hasil yang berlimpah dibandingkan menggunakan pupuk yang kimia.

“Pupuk hayati mikroba ini memiliki keuggulan yang luar biasa, setahu saya tidak ada kompetitornya karena exopolysaccharide  yang mengcoating bakteri,”tandasnya.ir