oleh

DJSN Dorong Jaminan Sosial Layak dan Manusiawi, BPJS Wacth Terima 1-2 Aduan Perhari

image_pdfimage_print

Kabar6-Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Subiyanto Pudin mendorong gerakan Civil Society atau pegiat jaminan sosial (Jamsos) untuk terus konsisten dalam membantu masyarakat. Meski kondisi sulit apapun, dorongan tersebut guna meningkatkan pelayanan prima di sektor kesehatan dan ketenagakerjaan.

Pernyataan tersebut disampaikan saat menghadiri HUT ke-7 BPJS Wacth Tangerang Raya di Hotel Pakons, Kota Tangerang, Rabu (10/11/2021) kemarin.

“BPJS Watch Tangerang Raya memberikan inspirasi bagi kita semua dalam situasi kondisi yang sesulit apapun tetap konsisten berupaya membantu terhadap sesama baik sebagai pemerhati dan pegiat jamsos agar terwujud pelayanan yang prima, layak dan manusiawi juga mengadakan baksos santunan anak yatim-piatu,” ujar Subiyanto saat dimintai keterangan oleh Kabar6.com, Kamis (11/11/2021).

Subiyanto menegaskan, bahwa perjuangan mewujudkan Jamsos yang kuat, untuk layanan yang layak dan manusiawi harus dilakukan oleh semua elemen gerakan masyarakat civil society baik terorganisir maupun tidak terorganisir.

Subiyanto meminta kepada BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan agar terus melakukan inovasi sebagai upaya perbaikan dalam memberikan layanan kepada peserta agar memenuhi 3 asas Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

“Asas kemanusiaan, kemanfaatan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, karena pelaksanaan jamsos adalah pengamalan terhadap sila ke 5 Pancasila yang merupakan way of life bangsa Indonesia,” tegasnya.

Sementara itu, Kordinator BPJS Watch Tangerang Raya, Raden Sugandi mengatakan, 7 tahun kegiatan BPJS Watch Tangerang Raya berkiprah membantu masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik dari kesehatan maupun tenaga kerja.

**Baca juga: Polisi Amankan Juru Parkir Diduga Pungli di Karawaci

Ia pun berharap kedepan tidak ada lagi masyarakat atau pekerja yang menjadi peserta BPJS kesehatan ditolak RS atau tidak mendapat pelayanan khusunya. Hal itu harus menjadi perhatian pemerintah.

“Dari awalnya kami itu hampir sehari 5-10 laporan kasusnya, terkait penolakan dan kurang baiknya pelayanan. Tapi alhamdulilah sekarang drastis mungkin satu sampai dua saja perhari, tapi masih ada dan itu mayoritas di Fakes tingkat satu,” tandasnya. (Oke)

Print Friendly, PDF & Email