oleh

Dinkes Tangsel Anjurkan Fogging Dilakukan Pagi

image_pdfimage_print

Kabar6-Kegiatan pengasapan atau fogging tak selamanya efektif memberantas virus penyakit yang ditularkan lewat nyamuk Aedes Aegypti.

Menjaga pola serta prilaku hidup bersih dan sehat dianggap lebih tepat untuk pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

“Jadi fogging enggak bisa tiap waktu. Saya minta fogging selalu pagi hari dari jam enam sampai jam sepuluh,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan, Tulus Muladiyono menjawab pertanyaan kabar6.com di Serpong, Rabu (23/1/2019).

Menurutnya, pada saat itu kondisi nyamuk sedang berada di dalam rumah dan belum banyak angin. Jika fogging dilakukan pada siang hari maka asap yang mengepul terbawa hembusan angin.

Tulus jelaskan, maka fogging menjadi tidak efektif karena hanya membuang cairan obat dan bahan bakar solar saja. Di kalangan masyarakat juga mencampur aduk cairan obat sehingga nyamuk kebal.

“Indikator di masyarakat fogging berhasil bila melihat banyak kecoa yang mati. Ini ngejar kecoa atau nyamuk,” jelasnya. Tulus bilang, cairan obat yang dicampur solar menjadi residu.

Bila pengasapan diarahkan ke tembok maka meninggalkan bekas. Bila menempel di kulit maka dapat menyebabkan iritasi atau kanker kulit akibat racun obat fogging.**Baca juga: Bahaya, Wabah DBD di Tangsel Meningkat Hampir 400 Persen.

“Artinya fogging ini dalam konteks enggak bisa rutin. Kami dari pusat punya aturan menekan fogging seminimal mungkin. Ada fogging selektif,” jelas Tulus.(yud)

Print Friendly, PDF & Email