oleh

Dijual Seharga 10 Bitcoin, Hacker Klaim Curi 1 Miliar Data Penduduk Tiongkok

image_pdfimage_print

Kabar6-Sebuah postingan di hot-spot Hacker Breach Forums dengan nama pengunggah ‘ChinaDan’ mencantumkan informasi tentang data satu miliar penduduk nasional Tiongkok dan beberapa miliar catatan kasus.

Rupanya, melansir Wionews, data itu diretas oleh ChinaDan yang mengklaim telah mencuri satu miliar data penduduk Tiongkok dari Kepolisian Shanghai. Data curian itu akan dijual seharga 10 Bitcoin atau sekira Rp2,9 miliar. Pencurian data ini dilaporkan sebagai pelanggaran data terbesar dalam sejarah Tiongkok. Dalam unggahannya, ChinaDan menuliskan, “Harta karun informasi termasuk nama, alamat, tempat lahir, nomor ID nasional, nomor ponsel, semua rincian kejahatan/kasus.”

Posting tersebut tetap belum diverifikasi, tetapi telah menarik minat besar di Tiongkok dan luar negeri, di mana para pengguna Weibo dan WeChat menyatakan keprihatinan dan kegelisahan besar tentang kebenaran klaim tersebut.

Dilaporkan, Weibo memblokir #dataleak dari trending topic sepanjang hari Minggu. Para penggungah di Hacker Breach Forums menganalisis sampel data dan memperdebatkan keasliannya, sebagian besar karena harga yang diminta untuk informasi berharga tersebut.

Salah satu pengunggah menyebut, 10 Bitcoin terlalu murah untuk informasi pemerintah. “Terutama karena Anda berisiko diburu dan dibunuh karenanya,” demikian bunyi posting tersebut.

Administrator forum menutup utas pada Minggu malam, dengan satu tawaran 6 Bitcoin di atas meja pada saat itu. ** Baca juga: Wali Kota di Meksiko Nikahi Buaya dalam Ritual Minta Hujan

Kendra Schaefer, mitra di perusahaan konsultan Trivium Tiongkok, mengatakan pelanggaran itu akan buruk, karena sejumlah alasan jika terbukti otentik. “Hal yang paling jelas, ini akan menjadi salah satu pelanggaran terbesar dan terburuk dalam sejarah,” cuitan Schaefer di Twitter.

Schaefer berbagi informasi bahwa data juga diduga berisi perincian tentang file kasus anak di bawah umur, membuat pelanggaran itu juga merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Perlindungan Anak di Bawah Umur. “Akan terkejut jika mereka juga tidak memuat file tentang selebriti dan pejabat kecil,” tulis Schaefer.

Salah satu alasan pelanggaran tersebut mungkin mengandung begitu banyak informasi adalah bahwa polisi Shanghai akan memiliki akses ke sistem berbagi data nasional, yang menyediakan akses ke lebih banyak informasi daripada yang seharusnya dimiliki oleh otoritas kepolisian regional.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email