oleh

Diharapkan Bisa Atasi Kecanduan Narkoba, Swiss Pertimbangkan Pemberian Kokain pada Para Pecandu Obat Terlarang

image_pdfimage_print

Kabar6-Komisi Federal untuk Kecanduan dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular (EKSN) di Swiss sedang mempertimbangkan memperkenalkan program eksperimental untuk mendistribusikan resep kokain kepada para pengguna narkoba. Langkah ini diharapkan dapat membantu mereka mengatasi kecanduan narkoba.

“Orang-orang yang mengonsumsi crack beberapa kali sehari terjebak dalam lingkaran setan pengadaan dan konsumsi,” kata Christian Schneider, Wakil Presiden EKSN.”Kami setidaknya menyarankan bagaimana kokain dapat diberikan kepada pengguna narkoba yang sangat kecanduan sehingga mereka dapat memutus lingkaran setan dan pulih.”

EKSN, melansir swissinfo, kini mempertimbangkan membentuk tim khusus untuk mengunjungi para pecandu narkoba dan memberi mereka bantuan medis dan psikoterapi. Menurut pejabat tersebut, distribusi kokain yang terkendali juga merupakan satu pilihan, mengutip upaya negara mengalahkan epidemi heroin di masa lalu yang melibatkan pemberian obat tersebut, atau pengganti metadonnya, kepada para pecandu. “Namun, tidak ada rencana untuk mulai hanya membagikan kokain dalam jumlah besar,” ujar Schneider.

Meski demikian, beberapa ahli medis sangat kritis terhadap gagasan tersebut, dengan alasan tidak ada penelitian ilmiah yang kuat yang dapat membenarkan program semacam itu. Terlebih lagi, menurut Marc Vogel, spesialis kecanduan dari Klinik Psikiatri Universitas Basel, tidak jelas apakah pihak berwenang dapat menentukan permintaan akan narkoba di kalangan pecandu.

“Pertanyaan utamanya adalah apakah kita bisa mencapai kejenuhan sehingga masyarakat puas. Apakah ini akan berhasil dengan distribusi kokain, setidaknya masih sangat dipertanyakan,” ungkap Vogel.

Swiss mulai mengalami masalah dengan meningkatnya penyalahgunaan kokain pada sekira 2020, dengan barang-barang yang dilaporkan berkualitas tinggi dan murah membanjiri jalanan. Jenewa pertama kali dilanda gelombang kokain, yang kemudian menyebar ke beberapa kota besar lainnya, termasuk Basel, Zurich, dan Lausanne.

Pengedar narkoba kecil asal Afrika yang datang ke negara tersebut dari Prancis dalam jumlah besar dilaporkan memberikan kontribusi besar terhadap epidemi crack yang sedang berlangsung.

Pasar narkoba yang berkembang pesat juga menarik para pecandu dari negara-negara lain, dengan hanya sepertiga pengguna narkoba di Jenewa yang diyakini adalah penduduk setempat.

“Sepertiganya berasal dari Jenewa, sepertiganya dari Prancis, dan sepertiganya adalah migran,” terang Camille Robert, salah satu direktur kelompok studi kecanduan yang berbasis di Jenewa, pada Maret.(ilj/bbs)