oleh

Didemo Mahasiswa Sendiri, La Tansa Mashiro: Mereka Minoritas dan Bermasalah

image_pdfimage_print

Kabar6-Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan Perguruan Tinggi La Tansa Mashiro Rangkasbitung, Dini Arifian menyebut, mahasiswa yang berdemonstrasi menuntut keringanan uang perkuliahan hanya sebagian kecil.

Bahkan Dini menyebut, beberapa mahasiswa peserta aksi adalah mahasiswa yang bermasalah.

“Mereka hanya minoritas paling 30 orang. Dan rata-rata bermasalah, ada anak yang dari semester 3 sampai 6 semua nilainya E semua, jadi emang anaknya bermasalah. Ada juga anak yang IPK nya 1,4, bermasalah juga anaknya kan gitu,” ungkap Dini kepada wartawan, Kamis (9/7/2020).

La Tansa Mashiro, kata Dini, sudah memberikan potongan Rp100 ribu dari biaya kuliah per semester Rp2 juta. Akan tetapi, mahiswa meminta potongan 20 persen.

“Kami kasih pemahaman ke mereka, kalau pembayarannya di awal lunas semua gampang kita. Sementara masih pada nunggak, yang nyicil masih kami kasih, enggak pernah engga kami kasih,”  ujarnya.

Terkait dengan Permendikbud Nomor 25 tahun 2020 tentang Keringanan uang kuliah tunggal (UKT) yang menjadi dasar mahasiswa menutut biaya kuliah diberi keringanan. Dini menyampaikan hal itu hanya untuk perguruan tinggi negeri.

**Baca juga: Tiga Pemuda Gasak Motor dan HP di Lebak, Begini Modusnya.

“Itu untuk negeri yang dari APBN, kalau swasta diserahkan kepada kampus masing masing. Sebenarnya kami sudah siapkan tempat untuk audiensi, ayo bareng-bareng tapi mungkin mereka belum paham malah ingin di luar saja ya enggak bisalah,” terang Dini.

“Kan ada aturan main, kalau mereka bayarnya di awal kami mudah. Misalnya ada pemasukan mereka Rp1juta gampang kita potongnya 20 persen. Sementara baru masuk Rp500 ribu masa mau dipotong 20 persen, bagaimana buat gaji dan operasional, enggak cukuplah,” pungkasnya.(Nda)

Print Friendly, PDF & Email