oleh

Denmark Jadi Negara Uni Eropa Pertama yang Cabut Semua Pembatasan Pandemi COVID-19

image_pdfimage_print

Kabar6-Denmark menjadi negara Uni Eropa (UE) pertama yang mencabut semua pembatasan pandemi, meski masih mengalami rekor kasus Corona terutama varian Omicron.

Tidak hanya mengucapkan ‘selamat tinggal’ pada masker dan kartu kesehatan COVID-19, melansir France24, pembatasan jam operasional di bar dan restoran juga ditiadakan, termasuk klub malam juga sudah dibuka kembali. Pelonggaran itu dilakukan ketika Denmark mencatat sekira 40 ribu hingga 50 ribu kasus COVID baru setiap hari, atau satu persen dari 5,8 juta penduduk negara itu.

Hanya beberapa pembatasan yang masih diberlakukan, seperti ke para pelancong yang tidak divaksinasi, yang datang dari negara non-Schengen.

“Kami memiliki cakupan (vaksin) yang sangat tinggi dan orang dewasa yang divaksinasi dengan tiga dosis (booster),” kata Lone Simonsen, ahli epidemiologi Universitas Roskilde.

Lebih dari 60 persen warga Denmark diketahui telah menerima dosis ketiga, satu bulan lebih cepat dari jadwal otoritas kesehatan. Ini jauh mengungguli rata-rata UE yang hanya di bawah 45 persen. ** Baca juga: Ogah Rugi, Mobil Berpelat Nomor Singapura Isi BBM di Malaysia Pakai Dongkrak Agar Full Tank

“Dengan Omicron tidak lagi menjadi penyakit parah bagi yang divaksinasi, kami percaya masuk akal untuk mencabut pembatasan,” ujar Simonsen. “Penyebaran luas varian Omicron diharapkan mengarah pada kekebalan yang lebih kuat dan tahan lama, membantu negara menekan gelombang di masa depan.”

Sebanyak 73 persen populasi Eropa telah terinfeksi COVID-19 setidaknya sekali sejak Januari 2020. Lembaga penelitian dan kesehatan masyarakat Denmark, SSI, memperkirakan COVID-19 akan menjadi ‘seperti flu’ di negeri itu pada masa datang.

Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan baru soal Omicron. Lembaga PBB itu mengatakan banyak negara belum mencapai puncak kasus varian COVID-19 itu.

Karena itulah, WHO meminta langkah-langkah pelonggaran harus dilakukan secara perlahan dan hati-hati. Apalagi faktanya, di banyak negara, masih banyak individu yang belum mendapat vaksin dan menjadi rentan.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email