oleh

DBMSDA Tangsel Merevitalisasi Situ Legoso di Ciputat Timur

image_pdfimage_print

Kabar6-Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus membuktikan komitmennya dalam upaya menjaga dan melestarikan daerah resapan air. Secara bertahap, lahan konservasi berupa situ-situ yang tersebar di sejumlah kecamatan diperbaiki.

Kepala DMSDA Kota Tangsel, Retno Prawati, mengatakan, kali ini titik konsentrasi revitalisasi dilakukan di Situ Legoso, Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur. Kondisi eksisting Situ Legoso saat ini sekitar 4.920,24 meter persegi, dengan kedalaman 0,3 sampai 0,7 meter.

Menurutnya, luas itu jauh menyusut dibandingkan data dari pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Banten dengan luas sekitar 4 hektar. “Situ ini terus mengalami pendangkalan akibat sedimentasi dan kegiatan masyarakat di sekitar situ,” ungkap Retno.

Nantinya, situ akan dikeruk dengan kedalaman mencapai 2 sampai 3 meter. “Langkah ini sebagai upaya kami mengembalikan fungsi situ sebagai daerah reservoir atau tangkapan air dan pengendalian banjir,” terang Retno.

Upaya pengembalian fungsi situ ini, menurutnya, dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama yakni difokuskan pada areal situ yang masih berbentuk lahan basah atau zona inti. Sedangkan tahap kedua, yakni difokuskan pada pembongkaran bangunan yang berada di atas lahan situ atau di luar zona inti (buffer zone/zona penyangga).

Menanggapi pengerukan situ yang dilakukan Pemerintah Kota Tangsel, Ketua RW 03 Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Widia, member apresiasi atas kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. Diyakininya, pengerukan sendimentasi lumpur yang mengendap di dasar situ mampu mencegah terjadinya luapan air yang berujung banjir.

“Masyarakat sudah lama menantikan langkah konkret pemerintah untuk mengembalikan situ sebagai daerah resapan. Dan sekarang sudah terbukti,” ujarnya sambil tersenyum.

“Saya pribadi berterima kasih kepada pemerintah, terutama Pemerintah Pusat dalam hal ini DBMSDA Kota Tangerang Selatan dan Balai Besar Wilayah Ciliwung-Cisadane. Karena situ ini kondisinya sudah parah akibat banyaknya bangunan di sekeliling situ. Imbasnya, kami sering terkena banjir setiap hujan turun,” katanya.

Program revitalisasi di Situ Legoso diawali dengan kegiatan pembongkaran sejumlah bangunan yang dibangun secara spontan oleh warga sekitar. Tindak tegas pembongkaran yang dipimpin langsung oleh Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengacu pada Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Sumber Daya Air.

“Kondisi situ yang ada semakin kritis. Maka itu diperlukan upaya pelestarian. Melalui MoU yang sudah ditandatangani dengan pemerintah pusat, Pemerintah Kota Tangerang Selatan siap turut serta dalam pelestarian situ, salah satu upayanya yakni melakukan pengerukan seperti yang dilakukan di Situ Legoso ini,” papar Walikota Airin.

Masyarakat sekitar situ, juga diminta untuk turut serta melakukan pelestarian. Menurut Walikota Airin, di Situ Parigi dan Bendungan Gintung, sudah memiliki komunitas pelestarian situ. Komunitas itu menurutnya penting untuk menjaga dan melestarikan situ.

“Alhamdulillah, di Situ Legoso juga sudah ada komunitasnya. Mari kita lestarikan semua situ yang tersisa,” ajak Walikota Airin kepada masyarakat disaksikan perwakilan dari Satuan Kerja dan Pengawasan, Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSC) Kementerian Pekerjaan Umum, Rusdi Henes.

Sebelumnya, DBMSDA Kota Tangsel juga telah menginiasi kegiatan perawatan dan pengawasan yang mengusung tema “Gerakan Situ Bersih”. Program ini diselenggarakan sebagai upaya melestarikan daerah resapan air yang ada di tujuh kecamatan.

Setelah tiga titik lahan konservasi seperti Situ Sasak dan Situ Ciledug di Kecamatan Pamulang serta Situ/Bendungan Gintung di Kecamatan Ciputat Timur, proses revitalisasinya telah rampung dilaksanakan.(adv)

 

**Baca juga: 8 KK Berangkat Menuju Daerah Transmigrasi Modern.

Print Friendly, PDF & Email