oleh

Dalam Kondisi Tertentu, Tidak Disarankan Konsumsi Susu

image_pdfimage_print
Ilustrasi/bbs
Ilustrasi/bbs

Kabar6-Meskipun konsumsi susu disarankan karena baik untuk pertumbuhan dan kesehatan tulang, beberapa penelitian menunjukkan bahwa susu ternyata juga memiliki dampak buruk bagi tubuh.

Beberapa orang juga disarankan untuk tidak menjadikan susu sebagai sumber utama kalsium bagi tubuhnya, karena berbagai sebab. Apa saja alasan mengapa susu mungkin bukan menjadi sumber kalsium terbaik untuk semua orang? Dikutip dari hellosehat.com, berikut hal yang dimaksud:

1. Intoleransi laktosa (lactose intolerance)
Susu dan produk susu, seperti keju, yoghurt, dan produk susu lainnya mengandung laktosa (gula susu) yang akan dicerna tubuh dengan bantuan enzim bernama laktase.

Setiap orang memiliki laktase yang berbeda-beda dalam tubuh. Beberapa orang tidak dapat mencerna laktosa dari susu dengan baik karena hanya mempunyai sedikit enzim laktase. Kondisi ini dinamakan sebagai intoleransi laktosa (lactose intolerance).

Bagi orang yang mempunyai intoleransi terhadap laktosa, makan atau minum produk susu dapat menyebabkan masalah kram, kembung, perut bergas, dan diare. Gejala-gejala ini dapat muncul dari tingkat ringan sampai berat.

2. Alergi susu
Alergi pada susu sapi sering ditemukan pada bayi dan anak kecil, yang disebabkan karena kadar antibodi susu sapi yang tinggi pada darahnya. Solusinya, hindari makanan dan minuman yang mengandung susu sapi dan produk susu sapi lainnya.

Apa beda alergi susu dengan intoleransi laktosa? Alergi susu merupakan reaksi berlebih dari sistem imun terhadap protein dalam susu. Reaksi yang timbul seperti munculnya ruam, gatal-gatal, bengkak, sulit bernapas, bahkan kehilangan kesadaran. Sementara intoleransi laktosa adalah reaksi yang timbul akibat kekurangan enzim laktase untuk mencerna susu, bukan karena sistem imun.

3. Timbulkan jerawat
Salah satu makanan atau minuman yang dapat menyebabkan jerawat adalah susu atau produk yang mengandung protein whey. Di dalam susu terkandung insulin dan hormon pertumbuhan IGF-1. Kedua faktor ini dapat memicu tumbuhnya jerawat.

4. Kemungkinan peningkatan risiko kanker
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi susu yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker, seperti kanker ovarium dan kanker prostat. Analisis yang dikumpulkan dari 12 penelitian kohort prospektif dan melibatkan lebih dari 500 ribu wanita, menemukan bahwa wanita dengan asupan tinggi laktosa, yaitu setara dengan tiga gelas susu per hari, memiliki risiko kanker ovarium sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang memiliki asupan laktosa terendah.

Penelitian ini tidak menemukan hubungan antara susu atau produk susu dengan kanker ovarium. Beberapa peneliti memiliki hipotesis bahwa praktik produksi susu di industri modern telah mengubah komposisi hormon susu dalam cara-cara yang dapat meningkatkan risiko kanker yang berhubungan dengan hormon ovarium dan hormon lainnya (Genkinger, et al., 2006). Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kebenarannya.

Sementara sebuah penelitian di Harvard menunjukkan bahwa pria yang minum dua gelas susu atau lebih dalam sehari mempunyai kemungkinan risiko kanker prostat hampir dua kali lipat dibandingkan mereka yang tidak minum susu sama sekali. Hal ini sepertinya berhubungan dengan kandungan kalsium dalam susu.

Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa pria dengan asupan kalsium tinggi, yaitu setidaknya 2000 mg per hari, memiliki hampir dua kali lipat risiko kanker prostat seperti mereka yang memiliki asupan terendah (kurang dari 500 mg per hari). ** Baca juga: Air Seni Berbau, Cara Tahu Penyebabnya

Beberapa penelitian menunjukkan konsumsi susu meningkatkan risiko kanker. Sebaliknya, ada beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa konsumsi susu dapat menurunkan risiko kanker kolorektal. Hubungan antara kanker dan konsumsi susu jelas perlu diteliti lebih lanjut.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email