oleh

Cukur Alis, Siswi SMP Jepang Dihukum ‘Sekolah di Ruang Terpisah’ Selama Tiga Hari

image_pdfimage_print

Kabar6-Seorang siswi SMP di Kota Kurume, Fukuoka, Jepang, yang berusia 14 tahun harus menjalani ‘besshitu toko’ atau ‘sekolah di ruang terpisah’ selama tiga hari, sebagai bentuk kedisiplinan untuk siswa yang melanggar aturan.

Bukan karena ketahuan menyontek atau kerap bolos sekolah, melansir Japantoday, siswi tadi kedapatan mencukur alisnya. Berawal saat seorang guru tengah memeriksa para murid untuk melihat apakah mereka mematuhi peraturan sekolah tentang potongan dan pewarnaan rambut. Nah, saat itulah siswi tadi dianggap melanggar aturan sekolah yang melarang siswa memotong atau mencukur alis.

Saat menjalani besshitu toko, mereka harus mengerjakan tugas sekolah di ruang terpisah, jauh dari kelas, yang pada dasarnya adalah skorsing di sekolah. Anak SMP itu juga disuruh menulis esai yang merefleksikan pelanggarannya. Hukuman itulah yang jadi pro kontra di masyarakat.

“Saya percaya sekolah mungkin khawatir bahwa pada usia perkembangan, anak-anak mungkin jadi terganggu dengan terlalu fokus pada alis dan gaya rambut mereka, sehingga mengabaikan aspek-aspek penting dari pendidikan dan gaya hidup mereka,” kata Miki Hata, Direktur Pendidikan Kurume.

Ada dua kemungkinan penjelasan bagaimana alis dicukur bisa memengaruhi perkembangan anak. Pertama, sekolah mungkin melihat alis yang dirapikan sama dengan menggunakan riasan. Sementara, sebagian besar sekolah di Jepang memiliki filosofi bahwa siswa semestinya menghabiskan energi untuk belajar, bukan berdandan.

Kedua, alis yang dicukup dianggap berhubungan dengan kenakalan remaja dan geng jalanan di Jepang. Meski dianggap sedikit kuno, biasanya mereka melibatkan sepenuhnya atau hampir sepenuhnya dengan mencukur alis.

Di sisi lain, etika orang Jepang menekankan pentingnya penampilan yang rapi saat keluar di depan umum, dan rambut berlebihan di wajah atau tubuh sering dianggap tidak merawat diri. ** Baca juga: Imbas Perang Ukraina, Rusia Kekurangan Pasokan Botox dan Implan Payudara

Sementara Mutsumi Kaneko, anggota Dewan Kota Kurume, merasa sekolah terlalu berlebihan dalam menghukum gadis itu. Insiden itu bahkan mendapat perhatian nasional di Jepang.

“Apa salahnya ia merawat alisnya? Dengan tidak membiarkannya belajar di kelas reguler dan membuatnya belajar di ruang terpisah, apakah mereka pikir itu akan membuat alisnya tumbuh kembali? Aturan alis sekolah ini di luar batas logika,” kata Kaneko.

Pendapatnya itu dianggap sebagai dorongan agar sekolah mengkaji kembali aturan berpenampilan di sekolah.(ilj/bbs)

Print Friendly, PDF & Email