oleh

Comdev di Cianjur, Prasmul Terapkan KKN Pola Pendamping Mitra Binaan

image_pdfimage_print

Kabar6-Tak kurang dari 869 mahasiswa Universitas Prasetya Mulya (Prasmul) BSD mengikuti community development (Comdev) di kabupaten Cianjur Jawa Barat, Kamis (17/1/2019).

Kali ini empat kecamatan di Cianjur menjadi tujuan KKN fakultas ekonomi Universitas Prasetya Mulya mulai hari ini, 17 Januari hingga 14 Febuari 2019 mendatang, yakni Kecamatan Cugenang, Sukaresmi, Cipanas dan Pacet.

Saat melepas ratusan siswanya, Dekan Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetya Mulya, Profesor Agus W Suhadi mengatakan, moment tersebut sangat penting untuk menciptakan pribadi kawanusa.

Kata Agus, program comdev ini merupakan kegiatan Tri dharma perguruan tinggi dan juga dapat mendidik mahasiswa memiliki rasa empati serta respek untuk membina, sekaligus menjadi mitra di masyarakat menjadi lebih baik.

“Kami harapkan seluruh mahasiswa disini mampu menciptakan kawanusa yang artinya kawan kebaikan untuk semua,” papar Agus.

Sementara itu, Dadang, Dosen Kewirausahaan Universitas Prasetya Mulya BSD, mengatakan kepada kabar6.com, dari keseluruhan mahasiswanya akan terjun ke masyarakat guna melakukan pendampingan kepada para pelaku usaha kecil.

Menurut Dadang, para mahasiswa nantinya akan menginap di rumah mitra para pelaku usaha di kabupaten Cianjur. Pihaknya akan membagi para mahasiswa menjadi 117 hingga 118 kelompok.

“Mereka akan langsung menganalisa permasalahan kemasan ataupun masalah pemasaran produk pelaku usaha, intinya masalah keseluruhan UKM disana,” terang Dadang.

Masih menurut Dadang, di indonesia hanya Universitas Prasetya Mulya merupakan satu-satunya kampus yang punya KKN dengan pola pendampingan mitra binaan kepada UKM.

Ia menuturkan, disana (Kabupaten Cianjur, red) mereka akan mendampingi pengusaha kecil seperti kripik pisang selama satu bulan penuh.

**Baca juga: Kunjungi Ponpes Assa’adah, Kapolres Tangsel Ajak Masyarakat Jaga Kamtibmas.

Kelompok tinggal dirumah mitra untuk memperbaiki kualitas kripik pisangnya, dan membuat packaging, branding, labeling, hingga pengurusan izin PIRT sampai dengan layak jual.

“Setelah itu selama satu tahun setiap bulan, akan dipantau sampai pengusaha kecil tersebut berhasil,” ungkap Dadang. (adt)

Print Friendly, PDF & Email