oleh

Cerita Ruangan Penuh, Kasur Pasien Habis di RS Banten. Katanya Anggaran Besar?

image_pdfimage_print

Kabar6-Keinginan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten gagal dinikmati warga Perum Lebak Indah, Kelurahan Trondol, Kota Serang, beranama Riska.

Pasalanya, dirinya mengaku gagal mendapatkan perawatan untuk anaknya dari RS Banten karena alasan ruangan rawat inap dan bed tempat tidur pasien habis.

Hingga akhirnya dirinya terpaksa harus pulang sambil menunggu perubahan penyakit yang dialami anaknya yang baru berusia satu tahun itu, karena terserang penyakit diare karena tak kunjung sembuh selama sepekan ini meski telah berulang kali berobat.

“Gak jadi dirawat, katanya bed dan ruangannya habis,” kata Riska, seraya mengulangi ucapan petugas jaga RS Banten, Selasa (15/10/2019) malam.

Menurutnya, keinginan untuk mengajukan perawatan anaknya di RS Banten tersebut dikarenakan anaknya telah mengalami sakit selama kurang lebih satu pekan ini, mulai dari sakit panas, batuk, pilek.

Namun yang paling dikhawatirkan adalah penyakit diare yang tak juga kunjung sembuh meski telah berulangkali berobat ke bidan, klinik dan puskesmas.

“Khawatir kenapa-kenapa, atau dehidrasi karena tak kunjung sembuh, makanya saya ingin merawatnya ke RS,” katanya, seraya menambahkan, jika dirinya mengajukan pelayanan kesehatan umum, bukan pasien BPJS.

Meski begitu, keinginannya itu harus batal karena ruangan rawat inap dan kasur pasien RS Banten habis.

Hal itu dibenarkan salah seorang petugas kesehatan yang tengah berjaga di ruang UGD RS Banten yang belum diketahui namanya itu.

Menurutnya, tidak jarang pihaknya terpaksa harus menahan bad kasur milik puskemas apabila ada pasien rujukan yang ingin dirawat di RS Banten, saat sedang penuh.

“Kalau gak, bapak bisa ke RS swasta lain, dari pada disini juga tidak ada tempat tidurnya. Sayang ibu juga kan pasien umum,” katanya.

Sebelumnya, Gubernur Banten, Wahidin Halim optimis RSUD Banten bisa menjadi RS terbaik di Indonesia. Hal itu dikatakannya dihadapan anggota DPRD Banten saat Rapat Paripurna, Selasa (15/10/2019).

“Saya ingin RS Banten ini jadi yang terbaik se-Indonesia,” kata WH.

Diberitakan juga sebelumnya, Anggota Komisi V DPRD Banten, Heri Handoko mengkritisi pelayanan RS Banten dinilai masih kalah dengan RS swasta, dan itu diakui Kadis Kesehatan Banten, Ati Pramudji Hastuti.

Padahal, kata Heri, kucuran anggaran yang berikan Pemprov Banten sangat signifikan dengan harapan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat melalui Dinas Kesehatan dan RSUD milik Pemprov Banten.

Namun, hal itu nampaknya belum dibarengi dengan output memuaskan agar bisa dirasakan masyarakat. “Padahal anggarannya besar, tapi pelayanannya kalah, dari RS swasta” kata Heri Selasa (8/10/2019).

Bahkan, kata Heri, dibandingkan dengan RS Kabupaten/kota, RS Banten juga masih kalah, sehingga SDM nya perlu harus ditingkatkan dalam memerikan kenyamanan kepada masyarakat.

Tidak seperti yang selama ini terjadi, RS Pemprov Banten pelayanannya selalu dikeluhkan warga disana-sini, meski fasilitas dan angaran yang dimiliki sangat besar.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Banten, Ati Pramudji Hastuti belum bisa dimintai keterangannya, dihubungi melalui HPnya belum menjawab.

Kepala Bidang (Kabid) aplikasi, informatika dan komunikasi publik pada Dinas komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Banten, Amal Hermawan mengatakan, kemungkinan benar ruangan RSUD Banten memang sedang penuh.**Baca juga: Kemenperin Sasar Santriwan dan Santriwati Banten, Ada Apa?.

“Tapi kalau ada apa-apa, kalau mau balik lagi ke RS, kabarin aja, Insa Allah tar saya bantu,” kata Amal.(Den)

Print Friendly, PDF & Email