oleh

Cerita Pengrajin Terompet di Jurangmangu, Hampir Mati Obor

image_pdfimage_print

Kabar6-Lesunya penjualan terompet dalam 3 tahun terakhir, membuat para pengrajin terompet banyak yang gulung tikar. Saat ini, ‘Kampung Terompet’ di Jalan Raya Ceger, Gang Keluarga RT 001 RW 011 Jurangmangu, Tangerang Selatan tak lagi se ‘cetar’ dulu. Hanya tinggal satu dua pengrajin yang masih bertahan.

Haris (54) pengrajin terompet yang masih bertahan menjelaskan, ‘Kampung Terompet’ saat ini hanya memproduksi terompet tahun baru seadanya.

Dan para pedagang yang datang membeli terompet mereka juga dapat dihitung jari. “Yah gini lah kondisi mas. Kita hanya membuat terompet seadanya. Dan para pedagang yang datang kesini juga bisa dihitung jari,” keluh Haris dengan tatapan mata kosong, Minggu sore (29/12/2019).

Ditanyakan penyebab merosotnya penjualan terompet, Haris mengatakan ada tiga isu yang membuat penjualan terompetnya dari tahun ke tahun semakin merosot tajam.

Pertama itu, isu kertas pembugkus terompet berasal dari kertas Al-Quran, kedua itu isu ada virus pada tiupan terompet tradisional dan yang ketiga itu isu haram meniup terompet pada malam tahun baru.

Disamping itu, masuknya terompet-terompet dari luar negeri, yang modern dan keluaran pabrikan, menambah parah iklim penjualan terompet tradisional.

“Banyak faktor sih yang membuat terompet tradisional tersisih di masyarakat. Diantaranya ya itu, terompet-terompet dari luar keluaran pabrik dan modern,” ungkapnya.

Menurut Haris, di “Kampung Terompet’ itu, hanya keluarganya saja yang masih bertahan membuat terompet tradisional untuk malam pergantian tahun.

**Baca juga: Peduli Pemberdayaan Perempuan, PT Hero Supermarket Kampanye Kasih Ibu.

“Dulu disini banyak hingga pagar-pagar rumah penuh terompet terpajang. Kemaren itu masih ada 4 rumah yang memproduksi. Tapi tahun sekarang cuma kami yang bertahan,” paparnya.

Pantauan Kabar6.com di lokasi, sudah tak ada lagi satu pun terompet yang terpajang di pagar-pagar rumah warga.

Didalam rumah Haris pun, terompet tak lagi terlihat memenuhi ruangan. “Saat ini pun kami hanya membuat terompet seadanya,” ujarnya dengan nada suara lirih.(Eka)

Print Friendly, PDF & Email