oleh

Cerita Pasien Rumah Lawan Covid-19 di Tangsel Sembuh

image_pdfimage_print

Kabar6-Nurlaili, 37 tahun, seorang perawat berumur 37 tahun yang bekerja di salah satu puskesmas di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengenang pengalaman berharganya. Ia sempat dinyatakan positif penyitas yang sembuh setelah dirawat selama dua pekan di Rumah Lawan Covid-19.

“Sedihnya jauh dari keluarga. Biasa saya masakin anak-anak tetapi harus jauh dari mereka,” kata Nurlaili saat dihubungi, Rabu (10/6/2020).

Ia mengaku sedih saat harus terpisah dari keluarga selama masa penyembuhan. Nurlaili tak kuasa ketika mengingat masa isolasi yang dijalani saat itu.

Meski tidak merasakan sakit karena masuk dalam status orang tanpa gejala (OTG), pikirannya berkecamuk saat divonis positif Covid-19.

Kesedihan yang Nurlalili bertambah setelah munculnya trauma yang dirasakan belakangan ini. Salah satunya soal kebersihan diri.

Tak jarang Nurlaili warga Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini harus rela mandi 4 empat kali sehari. “Jadi saya selalu takut sekarang. Saya sampai mandi 4 kali sehari, harusnya normal hanya dua kali,” ungkapnya.

Nurlaili mengaku heran saat melihat ada warga masyarakat yang mengabaikan imbauan pemerintah agar mematuhi protokol kesehatan. Ia melihat masih banyak orang yang tidak mengenakan masker, jaga jarak dan berkerumun.

“Yang bahaya itu, masyarakat tidak pakai masker kemudian kumpul, sudah kumpul tidak pakai masker. Apalagi mereka tidak periksa,” ucapnya.

Nurlaili berpesan agar masyarakat dapat mematuhi untuk mengedepankan protokol kesehatan.

Sebab, jika sudah terpapar dan masuk dalam penyintas Covid19 bukan tidak mungkin stigma negatif dari sejumlah orang bahkan tetangga akan menimpanya.

“Pesan saya yang sebagai alumni Rumah Lawan Covid Tangsel yang pernah merasakan dirawat di sana, jangan kumpul-kumpul. Karena jika sudah kena itu dia pasti dikucilkan orang. Stigma stigma itu pasti ada,” terangnya.

**Baca juga: Ekonomi Masyarakat Babak Belur Picu Malas Pikirkan Politik.

Meski perundungan itu tidak terjadi olehnya, Namun Nurlaili sempat mendapatkan kisah rekannya yang dikucilkan oleh tetangga.

“Kalau saya kan memang tidak ada yang tau kalau saya dirawat. Tapi teman saya orang Pondok Jagung, cerita ada stigma itu,” tutupnya.(eka)

Print Friendly, PDF & Email